Sunday, 15 December 2019

Sterilisasi Alat Kesehatan dengan Etilen Oksida – Pemantauan Proses Sterilisasi Dan Release Produk


Usman Suwandi
Auditor dan trainer Medical Device Directive (MDD), ISO 13485, ISO 9001


Alat kesehatan steril adalah alat kesehatan yang bebas dari mikroorganisme viable. Sebelum dilakukan sterilisasi, alat kesehatan yang diproduksi sesuai dengan persyaratan sistem manajemen kualitas, (misalnya sesuai ISO 13485), dapat terkontaminasi mikroorganisme, meskipun dalam jumlah rendah. Alat kesehatan semacam itu tidak steril. Tujuan sterilisasi adalah untuk menonaktifkan kontaminan mikrobiologis dan dengan demikian mengubah alat kesehatan nonsteril menjadi steril. Cara untuk melakukan sterilsiasi dapat menggunakan agen sterilisasi yang sudah diakui seperti bahan kimia misalnya etilene oksida.

Proses sterilisasi merupakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk mencapai persyaratan sterilitas yang ditentukan. Produk yang akan, atau yang telah, disterilkan bersama, dengan menggunakan proses sterilisasi yang ditentukan dinyatakan sebagai muatan sterilisasi/ “sterilization load”.

Definisi sterilisasi yaitu proses tervalidasi yang digunakan untuk membuat produk bebas dari mikroorganisme Viable. Dalam proses sterilisasi, inaktivasi mikroba bersifat eksponensial. Dengan demikian kelangsungan hidup mikroorganisme pada setiap item produk Alat kesehatan dapat dinyatakan dengan istilah probabilitas. Probabilitas tersebut dapat dikurangi menjadi angka yang sangat rendah, tetapi tidak pernah dapat dikurangi menjadi nol.

Paparan terhadap proses sterilisasi yang telah divalidasi dengan tepat dan dikendalikan dengan akurat bukanlah satu-satunya faktor untuk memberikan jaminan yang dapat diandalkan bahwa produk tersebut steril. Namun ada beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:

  •   Status mikrobiologis bahan baku dan / atau komponen yang masuk;
  •   Validasi dan pengendalian rutin prosedur pembersihan dan disinfeksi produk yang digunakan;
  •   Pengendalian lingkungan di mana produk diproduksi atau diproses ulang, dirakit dan dikemas;
  •  Pengendalian peralatan dan proses;
  •    Pengendalian personil dan kebersihan serta higenis personil;
  •   Cara dan bahan di mana produk dikemas;
  •    Kondisi dimana produk disimpan


Jenis kontaminasi pada produk yang akan disterilkan bervariasi. Keadaan tersebut dapat berdampak pada efektifitas proses sterilisasi.

Pengembangan, validasi dan pengendalian rutin proses sterilisasi terdiri dari sejumlah kegiatan yang saling terkait misalnya kalibrasi, perawatan, definisi produk, definisi proses, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional dan kualifikasi kinerja. Ada kemungkinan bahwa pelaksanaan aktivitas yang berbeda tersebut akan melibatkan sejumlah individu dan / atau organisasi yang terpisah, dan masing-masing melakukan satu atau lebih kegiatan tersebut.


1. Pemantauan dan pengendalian rutin proses sterilisasi EO

Tujuan pemantauan dan pengendalian rutin proses sterilisasi dengan Etilen Oksida adalah untuk memperlihatkan bahwa proses sterilisasi suatu produk sudah sesuai dengan spesifikasi proses yang telah ditetapkan dari hasil validasi.

Data setiap siklus sterilisasi harus dicatat dan disimpan untuk menunjukkan bahwa spesifikasi proses sterilisasi telah dipenuhi. Data ini harus mencakup paling tidak hal berikut:


a)    Suhu minimum produk yang akan dimasukkan ke dalam proses sterilisasi dan / atau kondisi ruangan yang ditetapkan yang telah digunakan untuk aklimatisasi muatan sterilisasi

b)    Suhu dan kelembaban di dalam area prekondisi (jika digunakan), dipantau pada posisi yang telah ditentukan dan dicatat; pre-kondisi merupakan perlakuan terhadap produk, sebelum siklus sterilisasi, baik di dalam ruangan atau chamber, untuk mencapai kondisi tertentu terhadap suhu dan kelembaban relatif.
Suhu produk yang memasuki area prekondisi harus berada pada atau di atas suhu minimum yang ditentukan atau kondisi penyimpanan yang ditetapkan harus dipenuhi. Jika produk terpapar suhu ekstrim, misalnya selama pengangkutan, mungkin perlu untuk menyimpan produk sebelum melakukan prekondisi, atau memperpanjang waktu prekondisi sehingga memungkinkan suhu dan kelembaban internal berada dalam rentang “range” yang dapat diterima. Suhu minimum produk yang memasuki prekondisi atau kondisi penyimpanan ditentukan pada saat kualifikasi kinerja/ PQ.
Posisi untuk pemantauan rutin suhu dan kelembaban relatif selama prekondisi harus ditempatkan pada lokasi yang paling sulit untuk mencapai kondisi yang diinginkan. Data pemantauan untuk operasional area prekondisi harus ditinjau bersamaan dengan data lain untuk “release“ produk.

c)    Waktu dimulainya prekondisi dan pemindahan muatan sterilisasi dari prekondisi (jika digunakan) setiap muatan sterilisasi;

d)    Waktu yang diperlukan “elapse time” antara pemindahan muatan sterilisasi dari prekondisi (jika digunakan) dan dimulainya siklus sterilisasi;

e)    Kelembaban chamber selama kondisioning dan / atau kelembaban , kenaikan tekanan (δp) dan / atau pemantauan langsung;

f)     Waktu kondisioning; “kondisioning” adalah perlakuan produk dalam siklus sterilisasi, untuk mencapai suhu dan kelembaban relatif yang telah ditentukan, namun dilakukan sebelum pemberian etilen oksida. Bagian siklus sterilisasi ini dapat dilakukan pada tekanan atmosfir atau di bawah vakum.

g)    Indikasi operasional sistem sirkulasi gas chamber yang memuaskan (jika digunakan) selama injeksi EO dan selama pemaparan; siklus sterilisasi adalah perlakuan di ruang tertutup, yang meliputi pembuangan udara, kondisioning (jika digunakan), injeksi etilena oksida, gas inert (jika digunakan), paparan etilena oksida, pembuangan etilena oksida dan pembilasan (jika digunakan), dan penerimaan gas udara / inert .

h)   Suhu dan tekanan di dalam chamber sepanjang siklus sterilisasi;

i)     Jika tekanan digunakan sebagai ukuran kontrol utama, maka persyaratan untuk ukuran sekunder hanya sebagi konfirmasi masuknya EO ke dalam chamber, paling tidak satu dari yang berikut:
  1.    Massa EO yang digunakan;
  2.   Pengukuran langsung konsentrasi EO di ruang sterilisasi;
  3.    Volume EO yang digunakan;
j)      Waktu injeksi EO; Waktu injeksi EO yaitu durasi awal dimulai penghantaran pertama EO (campuran) ke dalam ruang sampai selesainya injeksi itu. Karena waktu injeksi EO dapat bervariasi dari satu siklus ke siklus lainnya, maka merupakan praktik yang umum untuk menentukan rentang waktu injeksi EO yang dapat diterima.

k)    Injeksi gas inert, jika digunakan;

l)     Waktu paparan eo; waktu pemaparan yaitu periode dimana parameter proses dijaga pada toleransi yang ditentukan.

m)  Waktu yang dibutuhkan untuk mengevakuasi chamber; pembilasan / “flushing” yaitu prosedur dimana etilena oksida dilepaskan dari muatan sterilisasi dan chamber dengan menerima berganti gantian udara tersaring, gas inert atau uap dan evakuasi ruang atau penerimaan kontinyu udara tersaring, gas inert atau uap. Waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi segera setelah paparan EO dapat bervariasi dari satu siklus ke siklus lainnya; sudah menjadi kebiasaan umum untuk menentukan “range” waktu evakuasi yang dapat diterima.

n)   Perubahan waktu dan tekanan selama pemaparan sampai pasca paparan;

o)    Waktu, suhu, perubahan tekanan (jika ada) selama aerasi. Aerasi merupakan bagian dari proses sterilisasi dimana etilen oksida dan / atau produk reaksinya dikeluarkan dari alat kesehatan sampai tingkat yang telah ditentukan tercapai. Aerasi dapat dilakukan di dalam alat sterilisasi dan / atau di chamber atau ruangan yang terpisah.



 2.Tinjauan ulang spesifikasi peralatan

Spesifikasi peralatan harus ditinjau ulang untuk memastikan bahwa persyaratan peraturan dan keselamatan telah terpenuhi, spesifikasi teknis masih sesuai, servis dan infrastruktur yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan tersedia.

Item berikut harus dipertimbangkan saat menyiapkan spesifikasi peralatan:

a)    Jika suplai EO ke sterilizer berasal dari “bulk storage tank”, yang diisi ulang secara berkala, maka tangki harus dilengkapi dengan alat pengambilan sampel untuk analisis, alat untuk mengosongkan tangki EO dan ketentuan untuk pembersihan jika ada kejadian kontaminasi.

b)    Sistem pengisian EO ke sterilizer harus dilengkapi dengan “vaporizer” untuk mencegah agar cairan EO tidak masuk ke ruang sterilisasi.

c)    Suhu gas EO yang mengalir dari vaporizer ke ruang sterilisasi harus diukur untuk memperlihatkan bahwa gas EO telah dihasilkan.

d)    Uap digunakan untuk melembabkan muatan produk dan tidak dimaksudkan sebagai sterilant. Konsistensi pasokan uap dapat ditentukan dengan analisis periodik dari air umpan boiler atau kondensat.

e)    Minimal menggunakan dua probe untuk mengukur suhu chamber. Chamber volume besar dapat dilengkapi dengan lebih dari dua probe sehingga memastikan bahwa sistem pemantauan / kontrol memperoleh data yang mencerminkan suhu di seluruh chamber selama digunakan. Tujuan dari dua probe terpisah adalah untuk mencegah kegagalan salah satu sensor sehingga menyebabkan proses “out-of-specification” karena kesalahan alat. Membandingkan dua sensor suhu terpisah akan dapat mendeteksi bahwa salah satu sensor telah gagal.

f)     Kondisi “uniform” di dalam ruang sterilisasi selama pemrosesan, penting untuk dijaga.

g)    Area yang digunakan untuk penyimpanan silinder, tangki atau cartridge campuran gas EO harus aman dan dengan ventilasi memadai.

h)   Jika kondisi lingkungan mempunyai variasi suhu yang lebih besar dari pada kisaran yang direkomendasikan oleh supplier, maka area penyimpanan untuk wadah EO harus mencakup ketentuan untuk pengendalian suhu.


Melakukan kalibrasi instrumen pengontrol dan pemantauan pada waktu kondisi pemrosesan tentu tidak mungkin, misalnya sensor kelembaban. Hasil kalibrasi untuk instrumen ini harus diverifikasi pada saat studi kualifikasi. Kondisi pemrosesan sterilisasi dapat mempunyai efek yang merugikan terhadap beberapa jenis sensor, misalnya Sensor kelembaban. Sensor mungkin perlu diganti setelah paparan berulang terhadap kondisi pemrosesan karena kerusakan material yang tidak dapat diperbaiki. Mungkin perlu untuk menerapkan program perawatan sensor lebih sering daripada yang direkomendasikan oleh pemasok.


3.Indikator biologi.

Indikator biologi adalah suatu sistem uji yang mengandung mikroorganisme viable yang memberikan “resistensi” yang pasti terhadap proses sterilisasi yang ditentukan. Jika indikator biologis digunakan dalam pemantauan rutin proses sterilisasi EO, maka indikator tersebut harus sesuai dengan persyaratan.
Syarat Indikator biologi (BI) yang digunakan untuk menentukan proses sterilisasi antara lain:

a)    Memenuhi ISO 11138-2: 2006, dan ISO 11138-1,
b)    Menunjukkan “resistansi” terhadap EO seperti bioburden produk yang akan disterilkan,
c)    Ditempatkan dalam PCD yang sesuai. Process challenge device / PCD” yaitu item yang dirancang untuk mempunyai resistensi tertentu terhadap proses sterilisasi dan digunakan untuk menilai kinerja proses. PCD dapat berupa produk, produk simulasi atau produk lain yang diinokulasi mikroorganisme secara langsung atau tidak langsung. PCD internal digunakan untuk menunjukkan bahwa SAL produk yang dibutuhkan, telah tercapai. PCD eksternal adalah item produk yang dirancang untuk digunakan dalam pemantauan mikrobiologi siklus produksi rutin. Tingkat Jaminan sterilitas/ SAL yaitu menggambarkan probabilitas satu mikroorganisme viable yang terdapat pada item produk setelah sterilisasi. Istilah SAL menggunakan nilai kuantitatif, umumnya 10-6 atau 10-3. Saat menerapkan nilai kuantitatif ini untuk menjamin sterilitas, SAL 10-6 memiliki nilai lebih rendah namun memberikan kepastian sterilitas lebih besar daripada SAL 10-3.

Kesesuaian PCD yang digunakan untuk definisi proses, validasi atau pemantauan dan pengendalian rutin harus ditentukan. PCD harus memberikan “tantagan” terhadap proses sterilisasi yang setara atau lebih besar daripada tantangan yang diberikan oleh bioburden alami dari produk yang disterilisasi.

Jika PCD yang digunakan untuk release rutin berbeda dari yang digunakan di MPQ, maka setidaknya harus tahan terhadap proses seperti PCD yang digunakan di MPQ.
Sebagai informasi untuk pemilihan, penggunaan dan interpretasi indikator biologis dapat di lihat ISO 14161.

Observasi adanya pertumbuhan indikator biologis harus dianalisis; Hasil analisa ini dapat menyebabkan perlunya untuk memodifikasi proses atau peralatan, dan mungkin perlu mengulang PQ.


4.Indikator kimia.

Indikator kimia yaitu merupakan suatu sistem uji yang menunjukkan adanya perubahan pada satu atau lebih variabel proses yang telah ditentukan berdasarkan perubahan kimia atau fisik akibat paparan terhadap proses tersebut. Jika indikator kimia digunakan dalam pemantauan rutin, maka harus memenuhi persyaratan.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penggunakan indicator kimia:
  • Jika indikator kimia digunakan sebagai bagian dari definisi proses sterilisasi, maka harus sesuai dengan ISO 11140-1.
  • Indikator kimia tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya cara untuk menetapkan proses sterilisasi dan tidak boleh digunakan sebagai indikator untuk memutuskan bahwa SAL yang dibutuhkan telah tercapai.
  •  Indikator kimiawi tidak boleh menggantikan indikator biologi untuk release produk atau digunakan untuk mendukung release muatan sterilisasi secara parametrik.

Indikator kimiawi eksternal di “healthcare facility”.
Yang dimaksud “health care facility/ HCF” yaitu organisasi dan institusi pemerintah dan swasta yang mempunyai tujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan “treatment” penyakit dan luka-luka. Contoh “HCF” bisa berupa rumah sakit, panti jompo, klinik dan sebagainya.

Tujuan indikator kimiawi eksternal adalah untuk membedakan antara item yang sudah diproses dan yang belum diproses. Mereka tidak untuk menentukan apakah parameter sterilisasi tercapai atau tidak.


5. Release parametrik.

Jika release parametrik dilakukan, maka data tambahan berikut harus dicatat dan disimpan:

a)    Suhu di dalam chamber, dengan minimum di dua lokasi di sepanjang siklus sterilisasi; Persyaratan adalah untuk memastikan tidak akan terjadi kesalahan pengukuran yang tidak terdeteksi oleh sensor suhu; sehinga tidak akan menyebabkan “release” muatan sterilisasi karena kesalahan tersebut. Jika ada perbedaan pada dua titik data suhu, maka perbedaan suhu yang dapat diterima harus ditetapkan dalam spesifikasi proses. Jika salah satu kontrol atau sensor pemantauan tidak memenuhi spesifikasi dan hasil penyelidikan tidak dapat menentukan akurasi pembacaan chamber, maka muatan sterilisasi harus ditolak.

b)    Kelembaban chamber selama kondisioning; Analisis langsung kelembaban relatif dapat dilakukan dengan menggunakan sensor elektronik, Gas Chromotography (GC), Infrared (IR) atau metode spektroskopi lainnya yang saat ini tersedia untuk menunjukkan konsentrasi uap air dan perhitungan nilai kelembaban relatif. Manfaat dari metode ini adalah indikasi “real-time” selama fase kondisioning.

c)    Konsentrasi EO. Frekuensi analisis yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa konsentrasi EO minimum tetap dipertahankan selama paparan EO, harus ditetapkan selama studi PQ. Pemantauan selama periode paparan EO juga harus dilakukan sebagai bagian dari validasi, untuk mengetahui perubahan konsentrasi EO dari waktu ke waktu. Analisis yang dilakukan selama studi PQ akan menghasilkan spesifikasi terdokumentasi dapat diunakan untuk menetapkan seberapa sering analisis langsung harus dilakukan selama siklus berlangsung.

Release parametrik adalah metode untuk “release” produk dari proses sterilisasi sebagai steril tanpa menggunakan BI, tetapi berdasarkan pada kesesuaian parameter proses fisik terhadap semua spesifikasi. Oleh karena itu, data yang dikumpulkan termasuk parameter proses tambahan seperti analisis langsung humidity relatif chamber dan konsentrasi EO, untuk memastikan bahwa proses sterilisasi telah memenuhi spesifikasi.

Perhatian khusus harus diberikan pada pengukuran dan dokumentasi kelembaban selama kondisioning dan konsentrasi EO selama pemaparan. Alat sampling EO yang menyediakan pengukuran konsentrasi EO langsung dengan menggunakan IR, GC, microwave, dan teknologi serupa lainnya harus diposisikan di lokasi sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan konsentrasi gas EO di dalam ruang sterilisasi.

Namun, penting untuk dipahami bahwa pengukuran ini hanya memberikan konsentrasi EO di dalam chamber, sepanjang fase pemaparan terlepas adanya pembatasan efek reaktivitas atau dampak muatan. Kemampuan reproduksibilitas dan keakuratan hasil dari analisis langsung harus ditentukan selama PQ.


6. Release produk dari sterilisasi dan ketidaksesuaian.

Kriteria untuk menentukan kesesuaian proses sterilisasi yang digunakan untuk sterilisasi muatan produk  tertentu harus didokumentasikan. Kriterianya meliputi:

a)    Konfirmasi bahwa data yang tercatat selama proses rutin, memenuhi spesifikasi proses 
      sterilisasi;
b)    Konfirmasi tidak ada pertumbuhan organisme uji dari indikator biologi (jika digunakan).


Syarat lain untuk release muatan sterilisasi secara formal dapat mencakup hasil dari pengujian lain (misalnya residu EO, endotoksin, pengujian fisik, dan lain lain.), sebelum produk dapat dilepas untuk memasuki rantai distribusi.

Konfirmasi ini harus mencakup tinjauan formal terhadap dokumentasi proses (atau dengan “proses otomatis” yang divalidasi) untuk memverifikasi dan mendokumentasikan bahwa variabel siklus sterilisasi berada dalam toleransi yang ditetapkan. Jika “release” parametrik telah disetujui dan digunakan, maka produk dapat di “release” berdasarkan pemenuhan parameter proses yang ditentukan.

Release produk secara rutin setelah sterilisasi dapat didasarkan pada hasil tinjauan ulang catatan elektronik sebagai pengganti catatan kertas. Demikian juga, tanda tangan yang diperlukan dapat dibuat secara elektronik. Pengguna tanda tangan dan catatan elektronik harus dipahami, dan harus memenuhi persyaratan nasional dan / atau internasional untuk jenis dokumentasi tersebut. Tinjauan ulang catatan proses dan keputusan untuk release harus dilakukan oleh individu yang memenuhi syarat.

Jika suatu proses tidak memenuhi semua kriteria kesesuaian di atas, maka penyebabnya harus diselidiki. Jika diperlukan perbaikan atau penggantian peralatan, maka kualifikasi yang diperlukan harus dilakukan sebelum proses ini dapat digunakan kembali.

Produk dianggap tidak sesuai dan ditangani berdasarkan klausul ISO 13485 jika satu atau lebih kriteria kesesuaian tidak terpenuhi. Jika terjadi BI positif, maka “release” produk tidak dapat dilakukan berdasarkan hasil uji sterilitas produk. Ketidaksesuaian harus ditangani sesuai prosedur terdokumentasi.

Kegagalan untuk memenuhi spesifikasi parameter fisik atau pengamatan pertumbuhan organisme indikator dari BI, maka muatan sterilisasi harus dikarantina dan penyebab kegagalan harus diselidiki. Investigasi ini harus didokumentasikan dan penanganan produk selanjutnya harus sesuai dengan prosedur terdokumentasi.

Jika sensor pengontrol atau pemantau gagal, maka muatan/ proses harus ditolak, kecuali jika:
a)    Ada penyebab yang dapat menjelaskan kegagalan tersebut, dan
b)    Data dari sensor yang lain sesuai spesifikasi.

Jika keputusannya adalah untuk memproses ulang muatan sterilisasi, maka kesesuaian produk dan sistem kemasan untuk resterilisasi harus ditetapkan. Pengaruh paparan EO terhadap fungsionalitas produk dan tingkat residu EO, dan / atau reaksi produk, harus dipertimbangkan. Jika dilakukan re-seterilisasi, maka rekaman sterilisasi awal harus dapat dilacak dari rekaman re-sterilisasi. Jika siklus sterilisasi ganda diperbolehkan, maka efek dari proses tersebut terhadap produk dan kemasannya harus dievaluasi.

Jika produk yang dapat dijual, digunakan dalam studi validasi, maka persyaratan ‘release” produk tersebut untuk dapat didistribusikan harus ditetapkan, sebelum dimulainya kegiatan validasi. Dalam hal ini, penting untuk menilai efek paparan berulang proses sterilisasi terhadap fungsionalitas produk dan kemasan, serta tingkat residu EO dan / atau reaksi produk sebelum di “release”.

Jika produk yang dapat dijual digunakan dalam studi MPQ, maka prosedur harus ditetapkan untuk memastikan bahwa produk telah disterilisasi dengan pemaparan penuh dan dilakukan tinjauan formal untuk penerimaan sebelum “release” ke pasar.


7. Rilis lot tunggal “single lot release”

Maksud “single lot release” yaitu untuk “release” produk dari proses sterilisasi dari hanya satu muatan sterilisasi, misalnya dalam penelitian dan pengembangan produk baru atau untuk produk percobaan klinis. Tentu saja yang perlu diperhatikan yaitu kemungkinan adanya peraturan nasional atau regional mengenai produk klinis. Jika peraturan tersebut berlaku, persyaratan peraturan ini harus diikuti.


Jika produk yang dikemas dapat dimasukkan ke famili produk yang ada.
Menilai produk yang dikemas untuk menentukan apakah produk tersebut dapat dimasukkan ke dalam famili produk yang sudah ada untuk keperluan sterilisasi. Penilaian ini mempertimbangkan komposisi produk, desain, pengemasan, bioburden dan kepadatan muatan. Hasil penilaian ini, termasuk alasan keputusan yang diambil, harus didokumentasikan.

Suatu produk dapat ditambahkan ke proses yang telah divalidasi jika dianggap ekuivalen atau mempunyai tantangan yang lebih rendah daripada produk existing yang telah dikualifikasi atau PCD internal yang telah dikualifikasi. Tinjauan teknis harus dilakukan untuk membandingkan produk kandidat dengan produk atau PCD yang digunakan untuk memvalidasi proses EO yang ada. Hasil tinjauan teknis, termasuk alasan keputusan yang diambil, harus didokumentasikan. Selain itu, juga harus dipastikan bahwa produk dan kemasannya memenuhi persyaratan keselamatan, kualitas dan kinerja yang ditentukan setelah penerapan proses sterilisasi tersebut.

Muatan produk dapat di “release” dari proses sterilisasi jika memenuhi persyaratan berikut:

a)    Bioburden produk memberikan “tantangan” proses sterilisasi lebih kecil daripada 
     indikator biologis yang digunakan pada PCD eksternal (jika digunakan) dan PCD 
     internal;
b)    Parameter proses untuk siklus fraksional sesuai dengan spesifikasi proses;
c)    Muatan sterilisasi telah diproses ulang dengan paparan terhadap siklus sterilisasi penuh 
     “full cycle”;
d)    Parameter proses untuk sterilisasi “full cycle” sesuai dengan spesifikasi proses;
e)    Konfirmasi tidak ada pertumbuhan mikroorganisme uji dari PCD eksternal dan PCD 
     internal yang terpapar pada siklus sterilisasi fraksional;
f)     Konfirmasi tidak ada hasil positif pertumbuhan dari produk sampel uji sterilitas yang 
     terpapar siklus sterilisasi fraksional;
g)    Konfirmasi tidak ada pertumbuhan mikroorganisme uji dari PCD yang terpapar pada 
     siklus sterilisasi penuh;
h)   Fungsionalitas produk, stabilitas dan integritas kemasan sesuai dengan persyaratan 
     setelah terpapar siklus sterilisasi penuh;
i)     Konfirmasi bahwa kadar residu EO produk sesuai dengan persyaratan ISO 10993-7 
      setelah produk terpapar dengan siklus fraksional dan sterilisasi penuh; dan
j)      Semua persyaratan kualitas dan peraturan telah dipenuhi.



Referensi
  • ISO 11135-2014, Sterilization of health-care products — Ethylene oxide — Requirements for the development, validation and routine control of a sterilization process for medical devices.
  •  ISO 13485:2016, Medical devices- Quality management systems- Requirements for regulatory purposes


Bekasi,  September 2019



No comments:

Post a Comment

Auditor internal perlu memahami file desain dan pengembangan

  Usman Suwandi Auditor / trainer ISO 9001; ISO 14001, ISO 13485; ISO 50001; ISO 45001; ISO 22000, MDD     Pendahuluan File desa...