Usman
Suwandi
Auditor
dan trainer Medical Device Directive (MDD), ISO 13485, ISO 9001
Paparan
terhadap proses sterilisasi yang telah divalidasi dengan tepat dan dikendalikan
dengan akurat bukanlah satu-satunya faktor untuk memberikan jaminan yang dapat
diandalkan bahwa produk tersebut steril. Namun ada beberapa factor yang harus
diperhatikan antara lain:
- Status mikrobiologis bahan baku dan / atau komponen yang masuk;
- Validasi dan pengendalian rutin prosedur pembersihan dan disinfeksi produk yang digunakan;
- Pengendalian lingkungan di mana produk diproduksi atau diproses ulang, dirakit dan dikemas;
- Pengendalian peralatan dan proses;
- Pengendalian personil dan kebersihan serta higenis personil;
- Cara dan bahan di mana produk dikemas;
- Kondisi dimana produk disimpan
Jenis
kontaminasi pada produk yang akan disterilkan bervariasi. Keadaan ini berdampak
pada efektifitas proses sterilisasi.
Pengembangan,
validasi dan pengendalian rutin proses sterilisasi terdiri dari sejumlah
kegiatan yang saling terkait misalnya kalibrasi, perawatan, definisi produk,
definisi proses, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional dan kualifikasi
kinerja. Ada kemungkinan bahwa pelaksanaan aktivitas yang berbeda tersebut akan
melibatkan sejumlah individu dan / atau organisasi yang terpisah.
Karakterisasi Agen Sterilisasi
(Etilen Oksida / EO)
Tujuan
dari karakterisasi agen sterilisasi (EO) adalah untuk menentukan bahwa agen
sterilisasi (EO), menunjukkan efektifitas mikrobisida, mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas mikrobisida, menilai efek pada
bahan yang terpapar zat sterilisasi, dan mengidentifikasi persyaratan untuk
keselamatan personil dan perlindungan lingkungan. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan sistem pengujian atau menggunakan prototipe. Spesifikasi peralatan harus
disesuaikan dengan hasil penelitian eksperimental yang dilakukan pada alat uji
atau prototipe.
Karakterisasi Peralatan
Spesifikasi
peralatan yang akan digunakan untuk proses sterilisasi harus ditetapkan dan
didokumentasikan. Terutama untuk peralatan yang ada di area preconditioning
(jika digunakan); alat sterilisasi; di area aerasi (jika digunakan). Desain
peralatan mungkin dipengaruhi oleh persyaratan atau standar peraturan nasional
atau regional.
Spesifikasi
alat menimal harus mencakup:
- Deskripsi peralatan, beserta item tambahan yang diperlukan, termasuk material konstruksi;
- Deskripsi tentang cara agen sterilisasi (eo) dihantarkan ke chamber;
- Deskripsi tentang cara dimana gas lain, termasuk uap, dihantarkan ke chamber;
- Deskripsi instrumentasi untuk pemantauan, pengendalian dan pencatatan proses sterilisasi, termasuk karakteristik sensor dan lokasinya;
- Kesalahan / “faults” yang diidentifikasi oleh peralatan sterilisasi;
- Fitur keselamatan, termasuk bagi personil dan perlindungan lingkungan;
- Persyaratan instalasi, termasuk spesifikasi untuk servis dan persyaratan yang diperlukan untuk pengendalian emisi.
Perangkat
lunak / “software” yang digunakan
untuk mengendalikan dan / atau memantau proses harus divalidasi untuk
menyediakan bukti terdokumentasi bahwa perangkat lunak tersebut memenuhi
spesifikasi desain.
Cara
pemantauan dan pengendalian variabel proses harus diputuskan dan ditetapkan. Sarana
/ peralatan harus disediakan untuk memastikan bahwa kegagalan fungsi kontrol
tidak menyebabkan kegagalan pencatatan variabel proses aktualnya sehingga
menghindari kesalahan pencatatan proses yang tidak efektif tampak efektif. Ini
dapat dicapai dengan menggunakan sistem independen untuk pengendalian dan
pemantauan atau dengan pemeriksaan silang antara pengendalian dan pemantauan
yang mengidentifikasi perbedaan atau menunjukkan adanya kesalahan.
Agen Sterilisasi (EO)
Spesifikasi
agen sterilisasi (EO) harus mencakup kondisi penyimpanan untuk mempertahankan
EO tetap sesuai spesifikasinya selama durasi umur simpan / “shelf life” yang ditetapkan (jika sesuai).
EO
adalah gas yang sangat penetratif yang akan menembus “permeate” ke sebagian besar bahan kemasan dan bahan polimer. Komposisi
yang banyak dijumpai pada umumnya meliputi EO murni dan campuran dengan karbon
dioksida atau nitrogen. Untuk campuran gas EO dengan karbon dioksida, nitrogen
atau campuran gas inert lainnya, tingkat difusi molekul EO ke dalam bahan
polimer dapat dipengaruhi oleh persen volume molekul gas EO dalam sterilant,
yang dapat mengakibatkan waktu paparan EO yang lebih lama untuk mencapai “microbiological spore log reduction / SLR”
yang diinginkan. Kondisi
penyimpanan dan “shelf life” EO harus
sesuai dengan rekomendasi produsen EO dan semua peraturan yang berlaku.
Efektivitas Mikrobisida
Data
efektivitas mikrobisida harus tersedia, terutama jika menggunakan EO di luar “range” komposisi yang diakui secara umum
atau jika menggunakan pengencer baru.
Secara
umum, Inaktivasi mikroorganisme oleh EO telah tersedia secara komprehensif
dalam literatur. Literatur juga menyediakan pengetahuan tentang cara variabel
proses mempengaruhi inaktivasi mikroba.
Efek Material
Efek
EO terhadap berbagai bahan yang digunakan untuk membuat alat kesehatan juga telah
tersedia secara komprehensif dan dokumentasi semacam itu bermanfaat bagi mereka
yang merancang dan mengembangkan alat kesehatan yang akan disterillisasi dengan
EO. Standar ISO 11135 tidak mengharuskan kinerja studi spesifik terhadap efek
material, namun mensyaratkan studi kinerja efek EO terhadap produk.
Studi
efek EO terhadap produk diketahui sebagai “definisi produk”. “Definisi produk”
tujuannya adalah untuk menentukan produk yang akan disterilkan, termasuk
kualitas mikrobiologis produk sebelum sterilisasi dan cara produk dikemas serta
disajikan untuk sterilisasi. Terutama untuk produk baru atau modifikasi produk
yang sudah ada, sebelum pengenalan konfigurasi produk, kemasan atau pemuatan,
maka perlu dilakukan definisi produk. Untuk melakukan definisi produk perlu
diperlihatkan kesetaraan/ ekuivalensi mengenai konfigurasi produk, kemasan atau
pemuatan dibandingkan dengan produk yang telah divalidasi sebelumnya.
Demonstrasi ekuivalensi harus didokumentasikan.
Produk
harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan pembuangan udara (jika
ada), dan penetrasi panas, kelembaban dan EO selama proses sterilisasi, dan
pembuangan “removal” EO pada akhir
proses. Demikian juga, kemasan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga
memungkinkan pembuangan udara dan penetrasi panas, kelembaban dan EO selama
proses sterilisasi, dan pembuangan EO pada akhir proses.
Konfigurasi
muatan produk harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan pembuangan
udara dan penetrasi panas, kelembaban dan EO selama proses sterilisasi, dan
pembuangan EO pada akhir proses.
Proses
sterilisasi yang ditentukan, harus memperlihatkan efektififitasnya dalam
mensterilkan lokasi yang paling sulit disterilkan dalam produk. Hal ini dapat
dicapai dengan melakukan definisi proses dan validasi produk baru; atau melalui
demonstrasi kesetaraan dengan produk yang sebelumnya telah divalidasi, atau “internal process challenge device”
(internal PCD).
Produk
dan kemasannya harus dipastikan memenuhi persyaratan keselamatan, kualitas dan
kinerja yang ditentukan setelah penerapan proses sterilisasi sesuai dengan
toleransi parameter proses yang telah ditentukan.
Jika
siklus sterilisasi multipel diperbolehkan, maka efek dari proses tersebut
terhadap produk dan kemasannya harus dievaluasi. Keselamatan biologis produk
setelah paparan terhadap proses sterilisasi juga harus ditetapkan sesuai ISO
10993 yang berlaku. Cara mengurangi tingkat residu EO harus ditetapkan,
sehingga produk yang diolah sesuai dengan persyaratan ISO 10993-7.
Suatu
sistem harus ditentukan dan dipelihara untuk memastikan bahwa kualitas
mikrobiologi dan kebersihan produk yang akan disterilisasi, telah dikendalikan
dan tidak membahayakan terhadap efektivitas proses sterilisasi.
Alat
kesehatan sekali pakai, harus dilakukan estimasi bioburden pada interval yang
ditentukan sesuai dengan ISO 11737-1. Sedangkan alat kesehatan “reusable”, harus dilakukan penilaian
keefektifan proses pembersihan yang ditentukan dan proses desinfeksi (jika ada).
Keselamatan dan Lingkungan
Lembar
data keamanan material (MSDS) atau informasi keselamatan serupa, dari EO dan
pengencernya, harus tersedia. Tindakan yang diperlukan untuk melindungi
kesehatan dan keselamatan personil harus diidentifikasi.
EO
bersifat toksik, mudah terbakar dan mudah meledak; Oleh karena itu, selama
penanganan dan penggunaannya harus dilakukan dengan sangat berhati-hati. “explosion
limit” adalah 2,6% sampai 100% EO dengan volume di udara. Untuk
meminimalkan risiko ledakan, siklus sterilisasi EO sebaiknya beroperasi di
dalam wilayah yang tidak mudah terbakar sepanjang siklus sterilisasi.
Penggunaan
campuran sterilant yang tidak mudah terbakar “non-flammable” dapat meningkatkan keamanan dengan mengurangi
risiko kebakaran atau ledakan. Campuran yang tidak mudah terbakar dihasilkan
dengan mencampur gas EO yang sangat mudah terbakar dengan satu atau lebih gas
inert. Flamabilitas campuran semacam itu dapat dinilai dengan mengukur proporsi
relatif EO, udara, gas pengencer (misalnya CO2 ), gas inert (misalnya nitrogen)
dan uap air dalam alat sterilisasi.
Sterilizer
etilen oksida sebaiknya dipasang di dalam ruang khusus. Kontrol pengoperasian untuk
peralatan sterilisasi sebaiknya dipasang di luar ruangan sehingga operator
dapat mengatur atau mengubah parameter program tanpa memasuki ruang
sterilisasi. Semua aliran udara dari area akses sterilizer sebaiknya dibuang ke
luar ruangan.
Sebelum
mengeluarkan produk dari sterilizer, tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk
memastikan bahwa operator tidak terpapar jumlah EO di atas batas paparan
pekerja yang diperbolehkan, karena keluarnya gas dari muatan produk. Bila
produk yang disterilkan dengan campuran gas inert EO tidak segera dikeluarkan
dari sterilizer pada akhir siklus, maka konsentrasi EO di dalam sterilizer bisa
mengakibatkan masalah keamanan personil.
Dampak
potensial terhadap lingkungan dari pengoperasian proses sterilisasi harus
dinilai dan tindakan untuk melindungi lingkungan harus diidentifikasi.
Penilaian ini, termasuk dampak potensial dan tindakan untuk pengendalian, harus
didokumentasikan. Prinsip-prinsip sistem manajemen lingkungan dapat diterapkan
pada proses sterilisasi EO.
Pengguna
EO harus memenuhi persyaratan lokal, nasional dan internasional yang berlaku
mengenai emisi dan pembuangan EO dan pengencernya serta produk sampingannya. Gas
efluen sebaiknya dilepaskan melalui sistem pengolahan gas EO, seperti “catalytic oxidizer”, “wet
acid scrubber” atau “thermal
oxidizer” sesuai dengan persyaratan izin setempat atau undang-undang
pengendalian emisi. Saat memilih pengencer, maka perlu mempertimbangkan potensi
penipisan ozon dari pelarut serta pembuangan “by-product” nya.
Karakterisasi Proses
dan Peralatan
Di
dalam “health care facility”,
karakterisasi proses dan peralatan pada umumnya merupakan tanggung jawab
produsen sterilizer. Manajemen “health
care facility” sebaiknya memiliki kontrol untuk menjamin bahwa peralatan
yang dibeli telah sesuai dengan peraturan nasional, regional dan lokal serta
sesuai digunakan untuk mensterilkan produk dengan EO. Manajemen “health care facility” sebaiknya
memastikan bahwa fasilitas tersebut memiliki infrastruktur yang diperlukan
untuk mengoperasikan peralatan sterilisasi dengan benar dan untuk melakukan
sterilisasi alat kesehatan dengan efektif.
Tujuan
dari krakterisasi proses dan peralatan adalah untuk menentukan keseluruhan
proses sterilisasi dan peralatan yang diperlukan untuk menghasilkan proses
sterilisasi secara aman dan dapat direproduksi.
Jika
proses yang ada telah digunakan untuk mensterilkan produk, maka kegiatan karakterisasi
proses dan peralatan tersebut tidak diperlukan; namun, proses dan peralatan
tersebut harus ditinjau untuk memastikan bahwa variabel yang diidentifikasi
dalam karakterisasi proses dan karakterisasi peralatan telah disertakan dalam
spesifikasi proses untuk sterilisasi rutin.
Karakterisasi Proses
Karakterisasi
proses, minimal, harus mencakup:
- Identifikasi tahap-tahap yang diperlukan untuk proses sterilisasi EO;
- Identifikasi variabel proses untuk setiap tahap;
- Dokumentasi variabel proses.
Perlu
diperhatikan bahwa data yang didapat di dalam “definisi produk” dapat
mempengaruhi karakterisasi proses sterilisasi.
Tahapan
proses sterilisasi meliputi:
- “Preconditioning” (jika digunakan);
- Siklus sterilisasi;
- Aerasi (jika digunakan).
Perlu
diketahui bahwa resistensi mikroorganisme terhadap deaktivasi oleh EO
dipengaruhi oleh kadar airnya. Untuk beberapa produk, pada tingkat kelembaban
rendah (di bawah 30%), ketahanan mikroba dapat meningkat dengan penurunan
kelembaban. Untuk alasan inilah, maka perlu untuk mengendalikan dan memantau
kelembaban atmosfer tempat produk terpapar, agar dapat menyeimbangkan kadar air
dari mikroorganisme dengan kondisi setempat. Pertimbangan juga harus diberikan
pada kemasan untuk memastikan bahwa kelembaban relatif yang berlebihan tidak
akan mempengaruhi fungsionalitas produk dan integritas kemasan. Salah satu cara
untuk membantu mengatasi kelembaban dalam produk adalah dengan prekondisi
produk pada suhu dan kelembaban yang ditetapkan. Prekondisi tersebut dapat
mengurangi durasi siklus sterilisasi. Untuk “health care facility”, kadar air
yang berlebihan juga bisa disebabkan oleh pengeringan yang tidak memadai
setelah alkes dibersihkan.
Pemanasan
dan humidifikasi produk digunakan untuk mendapatkan suhu dan kadar air produk yang
“reproducible” sebelum dilakukan pemaparan EO. Studi untuk menetapkan “minimum residence time” di dalam ruang
prekondisi, akan memastikan bahwa kondisi yang dibutuhkan akan tercapai di dalam
muatan sterilisasi / “sterilization
loading”. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah pengembunan
air yang berlebihan pada muatan sterilisasi.
Prekondisi
lazim dilakukan di dalam chamber atau ruang yang terpisah. Untuk meminimalkan
risiko kondensasi berlebihan, maka disarankan agar suhu muatan perlu dijaga di
atas suhu temperature titik pengembunan lingkungan proses, selama fase prekondisi
dan “conditioning” dari proses sterilisasi.
Range
suhu dan kelembaban aktual di dalam muatan sterilisasi pada akhir prekondisi
harus diperlihatkan selama kualifikasi kinerja (PQ).
Bila
memungkinkan, waktu maksimum antara pemindahan muatan dari prekondisi dan
dimulainya siklus sterilisasi perlu ditetapkan. Waktu transfer pada umumnya 60
menit atau kurang.
- Bila produk memasuki chamber sterilisasi tanpa prekondisi, maka pertimbangan perlu diberikan tentang kemungkinan adanya kondensasi yang berlebihan pada produk dan kemasan.
- Residu EO dan produk reaksinya dapat berbahaya. Penting untuk mengetahui kemungkinan terjadinya residu dalam produk.
Suhu,
“dwell time”, “forced heated air circulation”, karakteristik muatan, bahan produk
dan kemasan, semuanya mempengaruhi efisiensi aerasi. Aerasi dapat dilakukan di
dalam alat sterilisasi, di area terpisah, atau dalam kombinasi keduanya. Untuk “healt care facility”, biasanya
melakukan aerasi di dalam chamber, bukan di ruangan karena bahaya paparan EO.
Di
dalam “health care facility”, Alkes yang telah disterilisasi ulang dengan EO
perlu diaerasi secara memadai sebelum handling atau penggunaan, sesuai dengan rekomendasi
produsen alat kesehatan. Aerasi item produk dan kemasan yang tidak memadai akan
melepaskan EO, yang dapat melukai pasien dan petugas “health care facility”.
Variabel
proses untuk preconditioning (jika digunakan), setidaknya meliputi waktu, suhu,
kelembaban, dan waktu transfer.
Waktu
transfer mengacu pada setiap tahap transfer selama preconditioning dan transfer
terakhir produk ke dalam alat sterilisasi untuk memulai siklus.
Variabel
proses untuk siklus sterilisasi meliputi waktu pemaparan EO, suhu, kelembaban, konsentrasi
EO, dan tekanan.
Berikut
ini adalah tahapan yang termasuk dalam siklus sterilisasi beserta faktor
kinerja yang perlu diperhatikan untuk setiap tahap:
a) Tahap pembuangan udara:
- Factor kinerja yang diperhatikan yaitu “depth” (ΔP atau tekanan terminal) dan laju (ΔP / waktu) mencapai vakum;
- Periode stabilisasi dan / atau “hold time”;
- Perubahan tekanan;
- Tekanan (δp atau tekanan terminal) dan laju (δp / waktu) pencapaian tekanan saat masuknya gas inert.
1)
Selama
fase conditioning, kenaikan tekanan (δp atau tekanan terminal) atau %
kelembaban relatif dan laju (δp / waktu) pencapaian tekanan pada injeksi steam;
2)
Jumlah
“steam pulse / vacuum stages” (jika
berlaku);
e) Tahap injeksi EO:
- Tekanan, kenaikan tekanan (δp) dan laju (δp / waktu) pencapaian tekanan yang ditentukan pada saat memasukkan eo dan korelasi metode yang digunakan untuk memantau konsentrasi eo;
- Tekanan, kenaikan tekanan (δp) dan laju (δp / waktu) pencapaian tekanan yang ditentukan saat memasukkan gas inert (jika digunakan);
- Perbedaan tekanan yang digunakan untuk menerapkan paparan sterilant atau gas inert (jika digunakan);
- Suhu chamber;
- Kedalaman (ΔP atau tekanan terminal) dan laju (ΔP / waktu) pencapaian vakum untuk menghilangkan EO;
- Kenaikan tekanan dan tingkat pencapaian tekanan;
- Kedalaman (ΔP atau tekanan terminal) dan laju (ΔP / waktu) pencapaian vakum untuk menghilangkan EO;
- Jumlah waktu pengulangan dan variasi dalam pengulangan berturut-turut;
- Tekanan (ΔP atau tekanan terminal) dan laju (ΔP / waktu) pencapaian tekanan saat masuknya gas inert atau udara;
- Jumlah waktu pengulangan dan variasi dalam pengulangan berturut-turut;
- Ekuilibrasi tekanan atmosfir dengan menggunakan penerimaan udara.
Variabel
proses untuk aerasi (jika digunakan), setidaknya meliputi waktu dan suhu.
Dalam
proses aerasi, parameter ini dianggap sebagai variabel proses sterilisasi,
hanya jika aerasi dianggap berkontribusi terhadap efektifitas mikrobisida dari
proses sterilisasi.
Kecepatan
resirkulasi perlu ditentukan saat menilai tingkat residu produk.
Karakterisasi Peralatan
Spesifikasi
peralatan yang akan digunakan untuk sterilisasi EO, harus ditetapkan dan
didokumentasikan.
Spesifikasi
peralatan di setiap tahap sterilisasi meliputi:
- Peralatan di area preconditioning (jika digunakan);
- Alat di area sterilisasi;
- Peralatan di area aerasi (jika digunakan).
a)
Karakterisasi
peralatan di area prekondisi.
Area
prekondisi (jika digunakan) harus memiliki kinerja dan kemampuan pemantauan
berikut:
- Sirkulasi udara yang memadai untuk memastikan uniformitas suhu dan kelembaban di dalam ruang yang digunakan, dan untuk memastikan keseragaman terpelihara dalam chamber atau ruang tempat meletakkan muatan produk;
- Peralatan pendeteksi aliran udara, sistem alarm atau indikator yang memantau sistem sirkulasi udara, untuk memastikan kesesuaian dengan toleransi yang telah ditentukan;
- Sarana pencatatan waktu memasukkan dan memindahkan muatan dari area prekondisi;
- Sarana pemantauan suhu dan kelembaban ruangan;
- Cara mengendalikan suhu dan kelembaban ruangan.
b)
Karakterisasi
peralatan di area sterilisasi.
Ruang
sterilisasi harus memiliki kinerja dan kemampuan pemantauan berikut:
- Alat pemantauan waktu, tekanan chamber, suhu dan kelembaban (jika penambahan kelembaban dikendalikan dengan pembacaan sensor);
- Alat pengendali waktu, tekanan chamber, suhu dan kelembaban, (jika penambahan kelembaban dikendalikan dengan pembacaan sensor);
- Jika kelembaban tidak dikendalikan dengan pembacaan sensor, maka perlu alat yang memantau dan mengendalikan penambahan steam;
- Instrumentasi analitis untuk analisis kelembaban selama pengkondisian dan konsentrasi eo selama waktu pemaparan eo;
- Sistem untuk mengendalikan penerimaan gas eo ke chamber;
- Alat untuk memperlihatkan bahwa gas eo dimasukkan ke dalam chamber.
- Alat yang mendeteksi dan menyeimbangkan penyimpangan terhadap parameter siklus sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan secara tepat waktu.
c)
Karakterisasi
peralatan di area aerasi.
Area
aerasi (chamber atau ruangan) dapat digunakan untuk menghilangkan residu EO
dari produk atau kemasan. Uniformitas suhu, udara dan re-sirkulasi udara di
seluruh area merupakan hal penting untuk memastikan hasil yang konsisten dan
dapat direproduksi.
Area
aerasi harus memiliki kinerja dan kemampuan pemantauan berikut:
- ·Peralatan pendeteksi aliran udara, sistem alarm atau indikator yang memantau sistem penanganan udara untuk memastikan bahwa ia beroperasi dalam toleransi yang telah ditentukan dan mempertahankan aliran udara yang memadai di ruang atau chamber yang bermuatan produk;
- Peralatan untuk resirkulasi udara;
- Alat pemantauan suhu ruangan;
- Alat pengendali suhu ruangan.
Spesifikasi
alat setidaknya menggambarkan hal hal berikut:
- Deskripsi peralatan, beserta item tambahan yang diperlukan, termasuk material konstruksi;
- Deskripsi tentang cara agen sterilisasi dihantarkan ke chamber;
- Deskripsi tentang cara dimana gas lain, termasuk uap, dihantarkan ke chamber;
- Deskripsi instrumentasi untuk pemantauan, pengendalian dan pencatatan proses sterilisasi, termasuk karakteristik sensor dan lokasinya;
- “faults” yang dapat dijumpai oleh peralatan sterilisasi;
- Fitur keselamatan, termasuk bagi personil dan perlindungan lingkungan;
- Persyaratan instalasi, termasuk spesifikasi untuk servis dan persyaratan yang diperlukan untuk pengendalian emisi.
Spesifikasi
peralatan harus ditinjau ulang untuk memastikan bahwa persyaratan peraturan dan
keselamatan telah terpenuhi, spesifikasi teknis masih sesuai, dan servis serta
infrastruktur yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan juga tersedia.
Item
berikut sebaiknya diperhatikankan pada saat menyiapkan spesifikasi peralatan:
- Jika suplai EO ke alat sterilizer berasal dari “bulk storage tank”, yang diisi ulang secara berkala, maka tangki sebaiknya dilengkapi dengan alat untuk pengambilan sampel untuk analisis, alat untuk mengosongkan tangki EO dan metode untuk pembersihan jika ada kejadian kontaminasi atau akumulasi polimer yang berlebihan.
- Sistem pengisian EO ke sterilizer sebaiknya dilengkapi dengan “vaporizer” untuk mencegah agar cairan EO tidak masuk ke ruang sterilisasi.
- Suhu gas EO yang mengalir dari vaporizer ke ruang sterilisasi sebaiknya diukur untuk memperlihatkan bahwa gas EO telah dihasilkan.
- Uap digunakan untuk melembabkan muatan dan tidak dimaksudkan sebagai sterilant. Konsistensi pasokan uap dapat ditentukan dengan analisis periodik dari air umpan boiler atau kondensat.
- Minimal dua probe untuk mengukur suhu chamber sebaiknya digunakan. Chamber volume besar dapat dilengkapi dengan lebih dari dua probe sehingga memastikan bahwa sistem pemantauan dan kontrol memperoleh data yang mencerminkan suhu di seluruh chamber saat digunakan.
- Tujuan dari dua probe terpisah adalah untuk mencegah kegagalan salah satu sensor sehingga menyebabkan proses “out-of-specification” dari kesalahan penerimaan. Membandingkan dua sensor suhu terpisah akan dapat mendeteksi jika ada salah satu sensor telah gagal. Probe suhu elemen ganda juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini.
- Penting untuk menjaga kondisi “uniform” di dalam ruang sterilisasi selama pemrosesan. Hal ini bisa dicapai dengan “forced gas circulation”. Jika digunakan, maka sistem sirkulasi gas harus dilengkapi dengan alat monitor untuk menunjukkan kapan sirkulasi tidak efektif.
- Area yang digunakan untuk penyimpanan silinder, tangki atau cartridge campuran gas EO atau EO harus diamankan dan ventilasinya memadai.
- Jika kondisi lingkungan mempunyai variasi suhu yang lebih besar dari pada kisaran yang direkomendasikan oleh pemasok, maka area penyimpanan untuk wadah EO sebaiknya mencantumkan ketentuan untuk pengendalian suhu.
Tidak
mungkin mengkalibrasi instrumen pengontrol dan pemantauan pada saat kondisi
pemrosesan, misalnya sensor kelembaban. Hasil kalibrasi untuk instrumen ini sebaiknya
dihubungkan dengan studi kualifikasi. Kondisi pemrosesan dapat memiliki efek
yang merugikan pada beberapa jenis sensor, misalnya Sensor kelembaban. Oleh
karena itu sensor tersebut mungkin memerlukan penggantian setelah paparan
berulang terhadap kondisi proses karena kerusakan material yang tidak dapat
diperbaiki. Sebaiknya juga menerapkan program perawatan yang lebih sering untuk
sensor tersebut.
Perangkat
lunak yang digunakan untuk mengendalikan dan / atau memantau proses harus
disiapkan dan divalidasi sesuai dengan unsur sistem mutu yang menyediakan bukti
terdokumentasi bahwa perangkat lunak tersebut memenuhi spesifikasi desain.
Cara
pemantauan dan pengendalian variabel proses sebaiknya ditetapkan.
Peralatan
harus disediakan untuk memastikan bahwa kegagalan fungsi kontrol tidak
menyebabkan kegagalan pencatatan variabel proses sehingga proses yang tidak
efektif tampak efektif. Hal ini dapat dicapai baik dengan menggunakan sistem
independen untuk pengendalian dan pemantauan atau dengan pemeriksaan silang
“cross - check” antara pengendalian dan pemantauan yang mengidentifikasi
perbedaan atau menunjukkan adanya kesalahan.
Jika
terjadi kegagalan fungsi kontrol atau pemantauan yang tidak terdeteksi, maka
muatan sterilisasi kemungkinan akan dirilis walaupun parameter pemrosesan
kemungkinan tidak memenuhi syarat. Untuk mencegah hal ini terjadi, sebaiknya
mempunyai sensor lebih untuk beberapa parameter proses kritis. Penggunaan
sensor lebih antara lain meliputi:
- Menggunakan satu sensor untuk kontrol, dan sensor lain untuk pemantauan dan pelaporan;
- Menggunakan dua sensor, atau nilai rata-ratanya, baik untuk pemantauan maupun pengendalian; sistem ini diperlukan untuk mendeteksi kondisi “fault” secara otomatis jika perbedaan antara kedua sensor melebihi nilai yang ditentukan;
- Menggunakan sensor elemen ganda untuk pemantauan dan pengendalian; sistem ini diperlukan untuk menghasilkan dan mngidentifikasi kondisi kesalahan “fault” secara otomatis jika perbedaan antara kedua elemen melebihi nilai yang ditentukan.
Referensi
- ISO 11135-2014, Sterilization of health-care products — Ethylene oxide — Requirements for the development, validation and routine control of a sterilization process for medical devices.
- ISO 13485:2016, Medical devices- Quality management systems- Requirements for regulatory purposes
Bekasi, September 2019
No comments:
Post a Comment