Saturday, 9 November 2019

STERILISASI ETILEN OKSIDA – KARAKTERISASI EO DAN PERALATAN


Usman Suwandi
Auditor dan trainer Medical Device Directive (MDD), ISO 13485, ISO 9001



Paparan terhadap proses sterilisasi yang telah divalidasi dengan tepat dan dikendalikan dengan akurat bukanlah satu-satunya faktor untuk memberikan jaminan yang dapat diandalkan bahwa produk tersebut steril. Namun ada beberapa factor yang harus diperhatikan antara lain:

  • Status mikrobiologis bahan baku dan / atau komponen yang masuk;
  •  Validasi dan pengendalian rutin prosedur pembersihan dan disinfeksi produk yang digunakan;
  •  Pengendalian lingkungan di mana produk diproduksi atau diproses ulang, dirakit dan dikemas;
  •  Pengendalian peralatan dan proses;
  •  Pengendalian personil dan kebersihan serta higenis personil;
  •  Cara dan bahan di mana produk dikemas;
  •   Kondisi dimana produk disimpan


Jenis kontaminasi pada produk yang akan disterilkan bervariasi. Keadaan ini berdampak pada efektifitas proses sterilisasi.

Pengembangan, validasi dan pengendalian rutin proses sterilisasi terdiri dari sejumlah kegiatan yang saling terkait misalnya kalibrasi, perawatan, definisi produk, definisi proses, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional dan kualifikasi kinerja. Ada kemungkinan bahwa pelaksanaan aktivitas yang berbeda tersebut akan melibatkan sejumlah individu dan / atau organisasi yang terpisah.


Karakterisasi Agen Sterilisasi (Etilen Oksida / EO)

Tujuan dari karakterisasi agen sterilisasi (EO) adalah untuk menentukan bahwa agen sterilisasi (EO), menunjukkan efektifitas mikrobisida, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas mikrobisida, menilai efek pada bahan yang terpapar zat sterilisasi, dan mengidentifikasi persyaratan untuk keselamatan personil dan perlindungan lingkungan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan sistem pengujian atau menggunakan prototipe. Spesifikasi peralatan harus disesuaikan dengan hasil penelitian eksperimental yang dilakukan pada alat uji atau prototipe.

 
Karakterisasi Peralatan

Spesifikasi peralatan yang akan digunakan untuk proses sterilisasi harus ditetapkan dan didokumentasikan. Terutama untuk peralatan yang ada di area preconditioning (jika digunakan); alat sterilisasi; di area aerasi (jika digunakan). Desain peralatan mungkin dipengaruhi oleh persyaratan atau standar peraturan nasional atau regional.

Spesifikasi alat menimal harus mencakup:

  •  Deskripsi peralatan, beserta item tambahan yang diperlukan, termasuk material konstruksi;
  •  Deskripsi tentang cara agen sterilisasi (eo) dihantarkan ke chamber;
  •   Deskripsi tentang cara dimana gas lain, termasuk uap, dihantarkan ke chamber;
  •   Deskripsi instrumentasi untuk pemantauan, pengendalian dan pencatatan proses sterilisasi, termasuk karakteristik sensor dan lokasinya;
  •   Kesalahan / “faults” yang diidentifikasi oleh peralatan sterilisasi;
  •   Fitur keselamatan, termasuk bagi personil dan perlindungan lingkungan;
  •   Persyaratan instalasi, termasuk spesifikasi untuk servis dan persyaratan yang diperlukan untuk pengendalian emisi.


Perangkat lunak / “software” yang digunakan untuk mengendalikan dan / atau memantau proses harus divalidasi untuk menyediakan bukti terdokumentasi bahwa perangkat lunak tersebut memenuhi spesifikasi desain.

Cara pemantauan dan pengendalian variabel proses harus diputuskan dan ditetapkan. Sarana / peralatan harus disediakan untuk memastikan bahwa kegagalan fungsi kontrol tidak menyebabkan kegagalan pencatatan variabel proses aktualnya sehingga menghindari kesalahan pencatatan proses yang tidak efektif tampak efektif. Ini dapat dicapai dengan menggunakan sistem independen untuk pengendalian dan pemantauan atau dengan pemeriksaan silang antara pengendalian dan pemantauan yang mengidentifikasi perbedaan atau menunjukkan adanya kesalahan.


Agen Sterilisasi (EO)

Spesifikasi agen sterilisasi (EO) harus mencakup kondisi penyimpanan untuk mempertahankan EO tetap sesuai spesifikasinya selama durasi umur simpan / “shelf life” yang ditetapkan (jika sesuai).

EO adalah gas yang sangat penetratif yang akan menembus “permeate” ke sebagian besar bahan kemasan dan bahan polimer. Komposisi yang banyak dijumpai pada umumnya meliputi EO murni dan campuran dengan karbon dioksida atau nitrogen. Untuk campuran gas EO dengan karbon dioksida, nitrogen atau campuran gas inert lainnya, tingkat difusi molekul EO ke dalam bahan polimer dapat dipengaruhi oleh persen volume molekul gas EO dalam sterilant, yang dapat mengakibatkan waktu paparan EO yang lebih lama untuk mencapai “microbiological spore log reduction / SLR” yang diinginkan. Kondisi penyimpanan dan “shelf life” EO harus sesuai dengan rekomendasi produsen EO dan semua peraturan yang berlaku.


Efektivitas Mikrobisida

Data efektivitas mikrobisida harus tersedia, terutama jika menggunakan EO di luar “range” komposisi yang diakui secara umum atau jika menggunakan pengencer baru.

Secara umum, Inaktivasi mikroorganisme oleh EO telah tersedia secara komprehensif dalam literatur. Literatur juga menyediakan pengetahuan tentang cara variabel proses mempengaruhi inaktivasi mikroba.


Efek Material

Efek EO terhadap berbagai bahan yang digunakan untuk membuat alat kesehatan juga telah tersedia secara komprehensif dan dokumentasi semacam itu bermanfaat bagi mereka yang merancang dan mengembangkan alat kesehatan yang akan disterillisasi dengan EO. Standar ISO 11135 tidak mengharuskan kinerja studi spesifik terhadap efek material, namun mensyaratkan studi kinerja efek EO terhadap produk.

Studi efek EO terhadap produk diketahui sebagai “definisi produk”. “Definisi produk” tujuannya adalah untuk menentukan produk yang akan disterilkan, termasuk kualitas mikrobiologis produk sebelum sterilisasi dan cara produk dikemas serta disajikan untuk sterilisasi. Terutama untuk produk baru atau modifikasi produk yang sudah ada, sebelum pengenalan konfigurasi produk, kemasan atau pemuatan, maka perlu dilakukan definisi produk. Untuk melakukan definisi produk perlu diperlihatkan kesetaraan/ ekuivalensi mengenai konfigurasi produk, kemasan atau pemuatan dibandingkan dengan produk yang telah divalidasi sebelumnya. Demonstrasi ekuivalensi harus didokumentasikan.

Produk harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan pembuangan udara (jika ada), dan penetrasi panas, kelembaban dan EO selama proses sterilisasi, dan pembuangan “removal” EO pada akhir proses. Demikian juga, kemasan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga memungkinkan pembuangan udara dan penetrasi panas, kelembaban dan EO selama proses sterilisasi, dan pembuangan EO pada akhir proses.
Konfigurasi muatan produk harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan pembuangan udara dan penetrasi panas, kelembaban dan EO selama proses sterilisasi, dan pembuangan EO pada akhir proses.

Proses sterilisasi yang ditentukan, harus memperlihatkan efektififitasnya dalam mensterilkan lokasi yang paling sulit disterilkan dalam produk. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan definisi proses dan validasi produk baru; atau melalui demonstrasi kesetaraan dengan produk yang sebelumnya telah divalidasi, atau “internal process challenge device” (internal PCD).

Produk dan kemasannya harus dipastikan memenuhi persyaratan keselamatan, kualitas dan kinerja yang ditentukan setelah penerapan proses sterilisasi sesuai dengan toleransi parameter proses yang telah ditentukan.

Jika siklus sterilisasi multipel diperbolehkan, maka efek dari proses tersebut terhadap produk dan kemasannya harus dievaluasi. Keselamatan biologis produk setelah paparan terhadap proses sterilisasi juga harus ditetapkan sesuai ISO 10993 yang berlaku. Cara mengurangi tingkat residu EO harus ditetapkan, sehingga produk yang diolah sesuai dengan persyaratan ISO 10993-7.

Suatu sistem harus ditentukan dan dipelihara untuk memastikan bahwa kualitas mikrobiologi dan kebersihan produk yang akan disterilisasi, telah dikendalikan dan tidak membahayakan terhadap efektivitas proses sterilisasi.

Alat kesehatan sekali pakai, harus dilakukan estimasi bioburden pada interval yang ditentukan sesuai dengan ISO 11737-1. Sedangkan alat kesehatan “reusable”, harus dilakukan penilaian keefektifan proses pembersihan yang ditentukan dan proses desinfeksi (jika ada).


Keselamatan dan Lingkungan

Lembar data keamanan material (MSDS) atau informasi keselamatan serupa, dari EO dan pengencernya, harus tersedia. Tindakan yang diperlukan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan personil harus diidentifikasi.

EO bersifat toksik, mudah terbakar dan mudah meledak; Oleh karena itu, selama penanganan dan penggunaannya harus dilakukan dengan sangat berhati-hati.  explosion limit” adalah 2,6% sampai 100% EO dengan volume di udara. Untuk meminimalkan risiko ledakan, siklus sterilisasi EO sebaiknya beroperasi di dalam wilayah yang tidak mudah terbakar sepanjang siklus sterilisasi.

Penggunaan campuran sterilant yang tidak mudah terbakar “non-flammable” dapat meningkatkan keamanan dengan mengurangi risiko kebakaran atau ledakan. Campuran yang tidak mudah terbakar dihasilkan dengan mencampur gas EO yang sangat mudah terbakar dengan satu atau lebih gas inert. Flamabilitas campuran semacam itu dapat dinilai dengan mengukur proporsi relatif EO, udara, gas pengencer (misalnya CO2 ), gas inert (misalnya nitrogen) dan uap air dalam alat sterilisasi.

Sterilizer etilen oksida sebaiknya dipasang di dalam ruang khusus. Kontrol pengoperasian untuk peralatan sterilisasi sebaiknya dipasang di luar ruangan sehingga operator dapat mengatur atau mengubah parameter program tanpa memasuki ruang sterilisasi. Semua aliran udara dari area akses sterilizer sebaiknya dibuang ke luar ruangan.

Sebelum mengeluarkan produk dari sterilizer, tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa operator tidak terpapar jumlah EO di atas batas paparan pekerja yang diperbolehkan, karena keluarnya gas dari muatan produk. Bila produk yang disterilkan dengan campuran gas inert EO tidak segera dikeluarkan dari sterilizer pada akhir siklus, maka konsentrasi EO di dalam sterilizer bisa mengakibatkan masalah keamanan personil.

Dampak potensial terhadap lingkungan dari pengoperasian proses sterilisasi harus dinilai dan tindakan untuk melindungi lingkungan harus diidentifikasi. Penilaian ini, termasuk dampak potensial dan tindakan untuk pengendalian, harus didokumentasikan. Prinsip-prinsip sistem manajemen lingkungan dapat diterapkan pada proses sterilisasi EO.

Pengguna EO harus memenuhi persyaratan lokal, nasional dan internasional yang berlaku mengenai emisi dan pembuangan EO dan pengencernya serta produk sampingannya. Gas efluen sebaiknya dilepaskan melalui sistem pengolahan gas EO, seperti “catalytic oxidizer”,  wet acid scrubber” atau “thermal oxidizer” sesuai dengan persyaratan izin setempat atau undang-undang pengendalian emisi. Saat memilih pengencer, maka perlu mempertimbangkan potensi penipisan ozon dari pelarut serta pembuangan “by-product” nya.


Karakterisasi Proses dan Peralatan

Di dalam “health care facility”, karakterisasi proses dan peralatan pada umumnya merupakan tanggung jawab produsen sterilizer. Manajemen “health care facility” sebaiknya memiliki kontrol untuk menjamin bahwa peralatan yang dibeli telah sesuai dengan peraturan nasional, regional dan lokal serta sesuai digunakan untuk mensterilkan produk dengan EO. Manajemen “health care facility” sebaiknya memastikan bahwa fasilitas tersebut memiliki infrastruktur yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan sterilisasi dengan benar dan untuk melakukan sterilisasi alat kesehatan dengan efektif.

Tujuan dari krakterisasi proses dan peralatan adalah untuk menentukan keseluruhan proses sterilisasi dan peralatan yang diperlukan untuk menghasilkan proses sterilisasi secara aman dan dapat direproduksi.

Jika proses yang ada telah digunakan untuk mensterilkan produk, maka kegiatan karakterisasi proses dan peralatan tersebut tidak diperlukan; namun, proses dan peralatan tersebut harus ditinjau untuk memastikan bahwa variabel yang diidentifikasi dalam karakterisasi proses dan karakterisasi peralatan telah disertakan dalam spesifikasi proses untuk sterilisasi rutin.


Karakterisasi Proses

Karakterisasi proses, minimal, harus mencakup:
  •  Identifikasi tahap-tahap yang diperlukan untuk proses sterilisasi EO;
  •  Identifikasi variabel proses untuk setiap tahap;
  •   Dokumentasi variabel proses.

Perlu diperhatikan bahwa data yang didapat di dalam “definisi produk” dapat mempengaruhi karakterisasi proses sterilisasi.

Tahapan proses sterilisasi meliputi:

  •   Preconditioning” (jika digunakan);
  •    Siklus sterilisasi;
  •      Aerasi (jika digunakan).


Perlu diketahui bahwa resistensi mikroorganisme terhadap deaktivasi oleh EO dipengaruhi oleh kadar airnya. Untuk beberapa produk, pada tingkat kelembaban rendah (di bawah 30%), ketahanan mikroba dapat meningkat dengan penurunan kelembaban. Untuk alasan inilah, maka perlu untuk mengendalikan dan memantau kelembaban atmosfer tempat produk terpapar, agar dapat menyeimbangkan kadar air dari mikroorganisme dengan kondisi setempat. Pertimbangan juga harus diberikan pada kemasan untuk memastikan bahwa kelembaban relatif yang berlebihan tidak akan mempengaruhi fungsionalitas produk dan integritas kemasan. Salah satu cara untuk membantu mengatasi kelembaban dalam produk adalah dengan prekondisi produk pada suhu dan kelembaban yang ditetapkan. Prekondisi tersebut dapat mengurangi durasi siklus sterilisasi. Untuk “health care facility”, kadar air yang berlebihan juga bisa disebabkan oleh pengeringan yang tidak memadai setelah alkes dibersihkan.

Pemanasan dan humidifikasi produk digunakan untuk mendapatkan suhu dan kadar air produk yang “reproducible” sebelum dilakukan pemaparan EO. Studi untuk menetapkan “minimum residence time” di dalam ruang prekondisi, akan memastikan bahwa kondisi yang dibutuhkan akan tercapai di dalam muatan sterilisasi / “sterilization loading”. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah pengembunan air yang berlebihan pada muatan sterilisasi.

Prekondisi lazim dilakukan di dalam chamber atau ruang yang terpisah. Untuk meminimalkan risiko kondensasi berlebihan, maka disarankan agar suhu muatan perlu dijaga di atas suhu temperature titik pengembunan lingkungan proses, selama fase prekondisi dan “conditioning” dari proses sterilisasi.

Range suhu dan kelembaban aktual di dalam muatan sterilisasi pada akhir prekondisi harus diperlihatkan selama kualifikasi kinerja (PQ).

Bila memungkinkan, waktu maksimum antara pemindahan muatan dari prekondisi dan dimulainya siklus sterilisasi perlu ditetapkan. Waktu transfer pada umumnya 60 menit atau kurang.

  1.   Bila produk memasuki chamber sterilisasi tanpa prekondisi, maka pertimbangan perlu diberikan tentang kemungkinan adanya kondensasi yang berlebihan pada produk dan kemasan.
  2.   Residu EO dan produk reaksinya dapat berbahaya. Penting untuk mengetahui kemungkinan terjadinya residu dalam produk.


Suhu, “dwell time”,forced heated air circulation”, karakteristik muatan, bahan produk dan kemasan, semuanya mempengaruhi efisiensi aerasi. Aerasi dapat dilakukan di dalam alat sterilisasi, di area terpisah, atau dalam kombinasi keduanya. Untuk “healt care facility”, biasanya melakukan aerasi di dalam chamber, bukan di ruangan karena bahaya paparan EO.

Di dalam “health care facility”, Alkes yang telah disterilisasi ulang dengan EO perlu diaerasi secara memadai sebelum handling atau penggunaan, sesuai dengan rekomendasi produsen alat kesehatan. Aerasi item produk dan kemasan yang tidak memadai akan melepaskan EO, yang dapat melukai pasien dan petugas “health care facility”.

Variabel proses untuk preconditioning (jika digunakan), setidaknya meliputi waktu, suhu, kelembaban, dan waktu transfer.

Waktu transfer mengacu pada setiap tahap transfer selama preconditioning dan transfer terakhir produk ke dalam alat sterilisasi untuk memulai siklus.

Variabel proses untuk siklus sterilisasi meliputi waktu pemaparan EO, suhu, kelembaban, konsentrasi EO, dan tekanan.

Berikut ini adalah tahapan yang termasuk dalam siklus sterilisasi beserta faktor kinerja yang perlu diperhatikan untuk setiap tahap:


a)    Tahap pembuangan udara:

  1.   Factor kinerja yang diperhatikan yaitu “depth” (ΔP atau tekanan terminal) dan laju (ΔP / waktu) mencapai vakum;
  b)    Tahap uji kebocoran chamber (jika berlaku): 
  1.  Periode stabilisasi dan / atau “hold time”;
  2.   Perubahan tekanan;
c)    Tahap penambahan gas inert (jika digunakan);
  1.  Tekanan (δp atau tekanan terminal) dan laju (δp / waktu) pencapaian tekanan saat masuknya gas inert.
  d)    Tahap conditioning (jika digunakan);

1)    Selama fase conditioning, kenaikan tekanan (δp atau tekanan terminal) atau % kelembaban relatif dan laju (δp / waktu) pencapaian tekanan pada injeksi steam;
2)    Jumlah “steam pulse / vacuum stages” (jika berlaku);


e)    Tahap injeksi EO:
  1.  Tekanan, kenaikan tekanan (δp) dan laju (δp / waktu) pencapaian tekanan yang ditentukan pada saat memasukkan eo dan korelasi metode yang digunakan untuk memantau konsentrasi eo;
  2.  Tekanan, kenaikan tekanan (δp) dan laju (δp / waktu) pencapaian tekanan yang ditentukan saat memasukkan gas inert (jika digunakan);
f)     Tahap pemeliharaan kondisi yang ditentukan selama waktu pemaparan:
  1. Perbedaan tekanan yang digunakan untuk menerapkan paparan sterilant atau gas inert (jika digunakan);
  2.  Suhu chamber;
g)    Tahap pembuangan EO:
  1.   Kedalaman (ΔP atau tekanan terminal) dan laju (ΔP / waktu) pencapaian vakum untuk menghilangkan EO;
h)   Tahap pembilasan / “flushing” (jika digunakan):
  1. Kenaikan tekanan dan tingkat pencapaian tekanan;
  2.  Kedalaman (ΔP atau tekanan terminal) dan laju (ΔP / waktu) pencapaian vakum untuk menghilangkan EO;
  3.  Jumlah waktu pengulangan dan variasi dalam pengulangan berturut-turut;
 i)     Tahap memasukkan gas udara / inert:
  1.  Tekanan (ΔP atau tekanan terminal) dan laju (ΔP / waktu) pencapaian tekanan saat masuknya gas inert atau udara;
  2.  Jumlah waktu pengulangan dan variasi dalam pengulangan berturut-turut;
  3.   Ekuilibrasi tekanan atmosfir dengan menggunakan penerimaan udara.


Variabel proses untuk aerasi (jika digunakan), setidaknya meliputi waktu dan suhu.

Dalam proses aerasi, parameter ini dianggap sebagai variabel proses sterilisasi, hanya jika aerasi dianggap berkontribusi terhadap efektifitas mikrobisida dari proses sterilisasi.

Kecepatan resirkulasi perlu ditentukan saat menilai tingkat residu produk.


Karakterisasi Peralatan

Spesifikasi peralatan yang akan digunakan untuk sterilisasi EO, harus ditetapkan dan didokumentasikan.
Spesifikasi peralatan di setiap tahap sterilisasi meliputi:

  • Peralatan di area preconditioning (jika digunakan);
  •  Alat di area sterilisasi;
  •   Peralatan di area aerasi (jika digunakan).


a)    Karakterisasi peralatan di area prekondisi.

Area prekondisi (jika digunakan) harus memiliki kinerja dan kemampuan pemantauan berikut:

  • Sirkulasi udara yang memadai untuk memastikan uniformitas suhu dan kelembaban di dalam ruang yang digunakan, dan untuk memastikan keseragaman terpelihara dalam chamber atau ruang tempat meletakkan muatan produk;
  •  Peralatan pendeteksi aliran udara, sistem alarm atau indikator yang memantau sistem sirkulasi udara, untuk memastikan kesesuaian dengan toleransi yang telah ditentukan;
  •  Sarana pencatatan waktu memasukkan dan memindahkan muatan dari area prekondisi;
  •   Sarana pemantauan suhu dan kelembaban ruangan;
  •   Cara mengendalikan suhu dan kelembaban ruangan.

 
b)    Karakterisasi peralatan di area sterilisasi.

Ruang sterilisasi harus memiliki kinerja dan kemampuan pemantauan berikut:

  •   Alat pemantauan waktu, tekanan chamber, suhu dan kelembaban (jika penambahan kelembaban dikendalikan dengan pembacaan sensor);
  •  Alat pengendali waktu, tekanan chamber, suhu dan kelembaban, (jika penambahan kelembaban dikendalikan dengan pembacaan sensor);
  •  Jika kelembaban tidak dikendalikan dengan pembacaan sensor, maka perlu alat yang memantau dan mengendalikan penambahan steam;
  •   Instrumentasi analitis untuk analisis kelembaban selama pengkondisian dan konsentrasi eo selama waktu pemaparan eo;
  • Sistem untuk mengendalikan penerimaan gas eo ke chamber;
  •   Alat untuk memperlihatkan bahwa gas eo dimasukkan ke dalam chamber.
  •   Alat yang mendeteksi dan menyeimbangkan penyimpangan terhadap parameter siklus sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan secara tepat waktu.

  
c)    Karakterisasi peralatan di area aerasi.

Area aerasi (chamber atau ruangan) dapat digunakan untuk menghilangkan residu EO dari produk atau kemasan. Uniformitas suhu, udara dan re-sirkulasi udara di seluruh area merupakan hal penting untuk memastikan hasil yang konsisten dan dapat direproduksi.

Area aerasi harus memiliki kinerja dan kemampuan pemantauan berikut:

  • ·Peralatan pendeteksi aliran udara, sistem alarm atau indikator yang memantau sistem penanganan udara untuk memastikan bahwa ia beroperasi dalam toleransi yang telah ditentukan dan mempertahankan aliran udara yang memadai di ruang atau chamber yang bermuatan produk;
  •  Peralatan untuk resirkulasi udara;
  •   Alat pemantauan suhu ruangan;
  •   Alat pengendali suhu ruangan.


Spesifikasi alat setidaknya menggambarkan hal hal berikut:
  1. Deskripsi peralatan, beserta item tambahan yang diperlukan, termasuk material konstruksi;
  2. Deskripsi tentang cara agen sterilisasi dihantarkan ke chamber;
  3.  Deskripsi tentang cara dimana gas lain, termasuk uap, dihantarkan ke chamber;
  4.  Deskripsi instrumentasi untuk pemantauan, pengendalian dan pencatatan proses sterilisasi, termasuk karakteristik sensor dan lokasinya;
  5.   faults” yang dapat dijumpai oleh peralatan sterilisasi;
  6.   Fitur keselamatan, termasuk bagi personil dan perlindungan lingkungan;
  7.   Persyaratan instalasi, termasuk spesifikasi untuk servis dan persyaratan yang diperlukan untuk pengendalian emisi.

Spesifikasi peralatan harus ditinjau ulang untuk memastikan bahwa persyaratan peraturan dan keselamatan telah terpenuhi, spesifikasi teknis masih sesuai, dan servis serta infrastruktur yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan juga tersedia.

Item berikut sebaiknya diperhatikankan pada saat menyiapkan spesifikasi peralatan:
  1. Jika suplai EO ke alat sterilizer berasal dari “bulk storage tank”, yang diisi ulang secara berkala, maka tangki sebaiknya dilengkapi dengan alat untuk pengambilan sampel untuk analisis, alat untuk mengosongkan tangki EO dan metode untuk pembersihan jika ada kejadian kontaminasi atau akumulasi polimer yang berlebihan.
  2.  Sistem pengisian EO ke sterilizer sebaiknya dilengkapi dengan “vaporizer” untuk mencegah agar cairan EO tidak masuk ke ruang sterilisasi.
  3.  Suhu gas EO yang mengalir dari vaporizer ke ruang sterilisasi sebaiknya diukur untuk memperlihatkan bahwa gas EO telah dihasilkan.
  4.  Uap digunakan untuk melembabkan muatan dan tidak dimaksudkan sebagai sterilant. Konsistensi pasokan uap dapat ditentukan dengan analisis periodik dari air umpan boiler atau kondensat.
  5.  Minimal dua probe untuk mengukur suhu chamber sebaiknya digunakan. Chamber volume besar dapat dilengkapi dengan lebih dari dua probe sehingga memastikan bahwa sistem pemantauan dan kontrol memperoleh data yang mencerminkan suhu di seluruh chamber saat digunakan.
  6. Tujuan dari dua probe terpisah adalah untuk mencegah kegagalan salah satu sensor sehingga menyebabkan proses “out-of-specification” dari kesalahan penerimaan. Membandingkan dua sensor suhu terpisah akan dapat mendeteksi jika ada salah satu sensor telah gagal. Probe suhu elemen ganda juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini.
  7.  Penting untuk menjaga kondisi “uniform” di dalam ruang sterilisasi selama pemrosesan. Hal ini bisa dicapai dengan “forced gas circulation”. Jika digunakan, maka sistem sirkulasi gas harus dilengkapi dengan alat monitor untuk menunjukkan kapan sirkulasi tidak efektif.
  8.   Area yang digunakan untuk penyimpanan silinder, tangki atau cartridge campuran gas EO atau EO harus diamankan dan ventilasinya memadai.
  9.  Jika kondisi lingkungan mempunyai variasi suhu yang lebih besar dari pada kisaran yang direkomendasikan oleh pemasok, maka area penyimpanan untuk wadah EO sebaiknya mencantumkan ketentuan untuk pengendalian suhu.
Tidak mungkin mengkalibrasi instrumen pengontrol dan pemantauan pada saat kondisi pemrosesan, misalnya sensor kelembaban. Hasil kalibrasi untuk instrumen ini sebaiknya dihubungkan dengan studi kualifikasi. Kondisi pemrosesan dapat memiliki efek yang merugikan pada beberapa jenis sensor, misalnya Sensor kelembaban. Oleh karena itu sensor tersebut mungkin memerlukan penggantian setelah paparan berulang terhadap kondisi proses karena kerusakan material yang tidak dapat diperbaiki. Sebaiknya juga menerapkan program perawatan yang lebih sering untuk sensor tersebut.

Perangkat lunak yang digunakan untuk mengendalikan dan / atau memantau proses harus disiapkan dan divalidasi sesuai dengan unsur sistem mutu yang menyediakan bukti terdokumentasi bahwa perangkat lunak tersebut memenuhi spesifikasi desain.

Cara pemantauan dan pengendalian variabel proses sebaiknya ditetapkan.

Peralatan harus disediakan untuk memastikan bahwa kegagalan fungsi kontrol tidak menyebabkan kegagalan pencatatan variabel proses sehingga proses yang tidak efektif tampak efektif. Hal ini dapat dicapai baik dengan menggunakan sistem independen untuk pengendalian dan pemantauan atau dengan pemeriksaan silang “cross - check” antara pengendalian dan pemantauan yang mengidentifikasi perbedaan atau menunjukkan adanya kesalahan.

Jika terjadi kegagalan fungsi kontrol atau pemantauan yang tidak terdeteksi, maka muatan sterilisasi kemungkinan akan dirilis walaupun parameter pemrosesan kemungkinan tidak memenuhi syarat. Untuk mencegah hal ini terjadi, sebaiknya mempunyai sensor lebih untuk beberapa parameter proses kritis. Penggunaan sensor lebih antara lain meliputi:
  1.  Menggunakan satu sensor untuk kontrol, dan sensor lain untuk pemantauan dan pelaporan;
  2.  Menggunakan dua sensor, atau nilai rata-ratanya, baik untuk pemantauan maupun pengendalian; sistem ini diperlukan untuk mendeteksi kondisi “fault” secara otomatis jika perbedaan antara kedua sensor melebihi nilai yang ditentukan;
  3.  Menggunakan sensor elemen ganda untuk pemantauan dan pengendalian; sistem ini diperlukan untuk menghasilkan dan mngidentifikasi kondisi kesalahan “fault” secara otomatis jika perbedaan antara kedua elemen melebihi nilai yang ditentukan.


Referensi
  •  ISO 11135-2014, Sterilization of health-care products — Ethylene oxide — Requirements for the development, validation and routine control of a sterilization process for medical devices.
  • ISO 13485:2016, Medical devices- Quality management systems- Requirements for regulatory purposes
 
 
Bekasi,  September 2019




No comments:

Post a Comment

Auditor internal perlu memahami file desain dan pengembangan

  Usman Suwandi Auditor / trainer ISO 9001; ISO 14001, ISO 13485; ISO 50001; ISO 45001; ISO 22000, MDD     Pendahuluan File desa...