Saturday, 9 November 2019

STERILISASI DENGAN ETILEN OKSIDA – DEFINISI PROSES


Usman Suwandi
Auditor dan trainer Medical Device Directive (MDD), ISO 13485, ISO 9001



Tujuan sterilisasi adalah untuk menonaktifkan kontaminan mikrobiologi, dengan mengubah alat kesehatan nonsteril menjadi steril. Cara untuk melakukan sterilsiasi dapat menggunakan agen sterilisasi yang sudah diakui seperti agen kimia misalnya Etilen Oksida (EO).

Tingkat jaminan sterilitas (SAL) didefinisikan sebagai probabilitas mikroorganisme viable tunggal pada suatu item setelah dilakukan sterilisasi. Istilah SAL menggunakan nilai kuantitatif, pada umumnya 10-6 atau 10-3. Ketika menerapkan nilai kuantitatif ini untuk jaminan sterilitas, SAL 10-6 memiliki nilai lebih rendah tetapi memberikan jaminan sterilitas lebih besar daripada SAL 10-3.

Jenis kontaminan pada produk yang akan disterilkan dapat bervariasi. Keadaan kontaminan yang bervariasi seperti itu dapat berdampak pada efektifitas proses sterilisasi Etilen Oksida.

Paparan terhadap proses sterilisasi EO yang telah divalidasi dan dikendalikan dengan akurat bukanlah satu-satunya faktor untuk memberikan jaminan yang dapat diandalkan untuk menghasilkan produk steril. Namun ada beberapa factor yang harus diperhatikan antara lain:

  •   Status mikrobiologis bahan baku dan / atau komponen yang masuk;
  • Validasi dan pengendalian rutin prosedur pembersihan dan disinfeksi produk yang digunakan;
  •   Pengendalian lingkungan di mana produk diproduksi atau diproses ulang, dirakit dan dikemas;
  •   Pengendalian peralatan dan proses;
  •    Pengendalian personil dan kebersihan serta higenis personil;
  •    Cara dan bahan di mana produk dikemas;
  •    Kondisi penyimpanan produk.


Pengembangan, validasi dan pengendalian rutin proses sterilisasi Etilen Oksida (EO) terdiri dari sejumlah kegiatan yang saling terkait misalnya kalibrasi, perawatan, definisi produk, definisi proses, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional dan kualifikasi kinerja. Ada kemungkinan bahwa pelaksanaan aktivitas tersebut akan melibatkan sejumlah individu dan / atau organisasi yang terpisah.

Tujuan dari kegiatan definisi proses sterilisasi EO adalah untuk mendapatkan spesifikasi proses yang dapat diterapkan untuk sterilisasi produk tertentu. Produk dan kelompok produk ditetapkan pada saat studi validasi proses sterilisasi EO.


Menetapkan produk dan kelompok produk untuk efektivitas proses sterilisasi

Spesifikasi proses yang telah ditetapkan akan digunakan untuk sterilisasi produk atau kelompok produk tertentu yang telah ditetapkan. Dengan demikian pada saat menetapkan proses sterilisasi EO, tidak dapat terlepas dari kegiatan menetapkan produk atau kelompok produk yang akan disterilisasi dengan parameter proses yang ditetapkan tersebut. Mendefinisikan produk diperlukan untuk menentukan produk yang akan disterilkan, termasuk kualitas mikrobiologis produk sebelum sterilisasi dan cara produk dikemas serta disajikan untuk sterilisasi.

Kegiatan mendefinisikan produk harus dilakukan sebelum konfigurasi produk, kemasan atau pemuatan, baik untuk produk baru atau modifikasi. Bukti kesetaraan produk digunakan untuk menjamin efektivitas parameter proses sterilisasi yang ditetapkan. Setiap bukti kesetaraan produk harus didokumentasikan.

Produk, kemasan dan konfigurasi muatan harus dirancang sedemikian rupa, sehingga memungkinkan untuk penetrasi panas, kelembaban dan EO selama proses sterilisasi, dan pembuangan EO pada akhir proses.

Proses sterilisasi yang telah ditentukan, harus memperlihatkan efektivitasnya mensterilkan lokasi yang paling sulit dari suatu produk. Hal ini dapat diperoleh dengan melakukan definisi proses dan validasi produk baru; atau produk memperlihatkan kesetaraan dengan produk yang telah divalidasi, atau melakukan “internal process challenge device” (internal PCD). “Process challenge device / PCD” didefinisikan sebagai item yang dirancang untuk membentuk resistensi tertentu terhadap proses sterilisasi dan digunakan untuk menilai kinerja proses sterilisasi.

PCD dapat berupa produk, produk simulasi atau perangkat lain yang diinokulasi mikroorganisme secara langsung atau tidak langsung. PCD dibedakan antara PCD internal dan PCD eksternal. PCD yang diletakkan di dalam pembatas produk atau kotak pengangkut produk / “product shipper case” adalah jenis PCD internal; sedangkan PCD yang diletakkan di antara kotak pengangkut atau pada permukaan luar muatan adalah PCD eksternal. PCD eksternal umumnya dirancang untuk digunakan dalam pemantauan mikrobiologi siklus sterilisasi rutin.

Setelah sterilisasi menggunakan toleransi parameter proses yang telah ditentukan, maka produk dan kemasannya harus dipastikan memenuhi persyaratan keselamatan, kualitas dan kinerja produk yang ditentukan. Jika diperbolehkan melakukan siklus sterilisasi ganda, maka efek dari proses tersebut terhadap produk dan kemasannya harus dievaluasi.

Keselamatan biologis produk setelah paparan terhadap proses sterilisasi harus ditetapkan. Tingkat residu EO harus dikurangi menggunakan cara yang telah ditetapkan, sehingga produk yang disterilisasi dengan EO, sudah sesuai dengan persyaratan ISO 10993-7.

Kualitas mikrobiologi dan kebersihan produk yang akan disterilisasi harus dikendalikan dan tidak membahayakan terhadap efektivitas proses sterilisasi. Untuk itu sistemnya harus ditentukan dan diterapkan. Untuk alat kesehatan “single use”, estimasi bioburden pada interval yang ditentukan harus dilakukan sesuai dengan ISO 11737-1. Untuk alat kesehatan yang “reusable”, penilaian efektivitas proses pembersihan yang ditentukan dan proses desinfeksi (jika ada), harus dilakukan. Informasi untuk pemrosesan kembali peralatan yang dapat disterilisasi ulang dapat dilihat di dalam ISO 17664.


Definisi Proses Sterilisasi EO

Proses sterilisasi EO untuk produk tertentu harus ditetapkan. Hasil dari kegiatan definisi proses merupakan spesifikasi terperinci dari proses sterilisasi EO. Terkait dengan definisi proses, maka perlu menetapkan produk yang akan disterilisasi dengan parameter proses sterilisasi tersebut, yaitu mencakup konfigurasi produk, kemasan atau muatan yang telah ditetapkan.

Pemilihan proses sterilisasi EO yang akan digunakan untuk alat kesehatan harus mencakup pertimbangan semua faktor yang dapat mempengaruhi keampuhan proses. Faktor yang perlu diperhitungkan antara lain:

  •   Ketersediaan peralatan sterilisasi EO;
  •    Range kondisi yang dapat dicapai oleh peralatan sterilisasi;
  •    Proses sterilisasi sudah digunakan untuk produk lain;
  •     Sterilant yang akan digunakan (misalnya 100% EO atau EO dicampur dengan gas “diluent”);
  •    Batasan produk terhadap variable proses (yaitu suhu, kelembaban, sensitivitas tekanan);
  •    Persyaratan untuk tingkat residu EO dan / atau produk reaksinya;
  •    Hasil percobaan pengembangan proses.


Selama mendefinisikan proses, produsen Alkes perlu menggunakan pengujian mikrobiologi dan alat analisis lainnya untuk membantu menentukan proses sterilisasi yang sesuai dengan alat kesehatan.
 
Parameter proses sterilisasi yang perlu ditetapkan meliputi:

  1. “Range” suhu di dalam ruang prekondisi (jika digunakan);
  2. “Range” kelembaban relatif di dalam ruang prekondisi (jika digunakan);
  3.  Set point” waktu dan “range” di dalam ruang prekondisi (jika digunakan);
  4.  Besarnya vakum dan tekanan serta “rate” perubahan tekanan di dalam chamber sterilisasi;
  5.   Konfirmasi bahwa operasional resirkulasi chamber selama sterilant berada dalam chamber (jika digunakan);
  6.  Set point” suhu dan “range” suhu di dalam chamber sterilisasi;
  7.   “Set point” kontrol kelembaban (tekanan atau % rh) dan “range” di dalam lingkungan chamber sterilisasi;
  8.   Penyetelan dan rentang tekanan injeksi EO dan gas diluen (jika digunakan); termasuk konsentrasi eo jika peralatan analisis EO dipasang pada chamber sterilisasi;
  9.  Waktu tinggal / “dwell time” EO;
  10.   Pengaturan untuk pembilasan gas di dalam chamber sebelum pemindahan muatan dari chamber sterilisasi (jika digunakan);
  11.  “Set point” dan rentang suhu di dalam ruang aerasi (jika digunakan);
  12.   Set point” dan rentang waktu dalam ruang aerasi (jika digunakan);
  13.  Parameter aliran udara.



Menetapkan Proses Sterilisasi EO

Dalam mengembangkan proses sterilisasi, penting untuk menentukan “lethal rate” proses sterillisasi. Ada 2 cara untuk menentukan “lethal rate” proses sterilisasi.

  •   Determinasi “lethal rate” proses sterilisasi EO melalui pendekatan Indikator biologis / bioburden.
  •   Determinasi “lethal rate” konservatif dari proses sterilisasi EO melalui pendekatan “overkill”.

 Determinasi “lethal rate” proses sterilisasi melalui pendekatan Indikator biologis / bioburden

Pendekatan ini menggabungkan pengetahuan tentang resistensi indikator biologis terhadap proses sterilisasi yang ditetapkan dengan pengetahuan populasi bioburden dan resistensinya untuk menetapkan parameter proses sterilisasi (waktu paparan siklus sterilisasi). Waktu paparan / “exposure time” merupakan periode dimana parameter proses dijaga dalam toleransi yang ditentukan. Untuk tujuan perhitungan “lethality cycle”, waktu paparan ini merupakan periode sterilisasi antara akhir injeksi EO dan mulai pembuangan EO.

Penggunaan metode ini mensyaratkan bahwa tingkat bioburden produk harus relatif konsisten dari waktu ke waktu dan ketahanan bioburden sama dengan, atau kurang resisten dibandingkan dengan resistensi indikator biologis.

Resistensi PCD internal dibuktikan dengan menjalankan siklus sterilisasi dengan waktu paparan bergradasi, atau dengan melakukan paparan sterilisasi dengan waktu tunggal namun dengan populasi BI bergradasi, dan kemudian menentukan “lethal rate” (laju inaktivasi melalui perhitungan nilai D) saat terpapar siklus sterilisasi. Pengetahuan data tentang tingkat lethalitas BI dan populasi serta ketahanan relatif bioburden memungkinkan untuk menetapkan waktu paparan sehingga SAL dapat diprediksi. Nilai D atau Nilai D10 adalah waktu paparan atau dosis yang diperlukan untuk mencapai inaktivasi 90% populasi mikroorganisme uji dalam kondisi yang ditentukan.

Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan yaitu adanya dampak kemasan dan pembuangan EO dari PCD.

Kondisi yang digunakan untuk recovery indikator biologis dalam studi kualifikasi, termasuk durasi inkubasi, harus ditetapkan dan didokumentasikan. Periode inkubasi harus memperhitungkan kemungkinan terjadinya keterlambatan pertumbuhan spora yang telah terpapar EO.


Determinasi “lethal rate” konservatif proses sterilisasi melalui pendekatan “overkill”.

Pendekatan untuk mendefinisikan proses ini didasarkan pada inaktivasi “mikroorganisme referensi” yang telah banyak digunakan. Proses sterilisasi yang dikualifikasi dengan cara ini seringkali konservatif dan menggunakan treatment yang mungkin melebihi yang dibutuhkan untuk mencapai persyaratan sterilitas yang ditentukan.

Penetapan proses konservatif dapat menggunaan salah satu pendekatan berikut:

  1.    half-cycle approach” yaitu menggunakan total tiga percobaan berturut-turut yang menghasilkan inaktivasi total indikator biologis (dengan populasi tidak kurang dari 106 dan, jika sesuai, ditempatkan dalam PCD), untuk mengkonfirmasi “waktu paparan minimum”. Waktu paparan yang ditentukan untuk proses sterilisasi yaitu minimal dua kali lipat dari waktu minimum tersebut. “Siklus fraksional” dengan durasi singkat dimana mikroba dari BI tetap hidup dan dapat “recovered” juga harus dijalankan, untuk menunjukkan kecukupan teknik recovery BI terhadap gas EO. Siklus pendek ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan resistensi relatif dari Indikator Biologis, PCD dan bioburden produk.
  2.   “cycle calculation approach” yaitu parameter pemrosesan rutin yang memberikan minimal 12 SLR indikator biologis. (Spore-log-reduction/ SLR yaitu Log populasi spora awal dikurangi log populasi akhir; SLR Menggambarkan pengurangan jumlah spora pada indikator biologis atau item yang diinokulasi, setelah paparan terhadap kondisi tertentu). “cycle calculation approach” harus dibuat dengan menggunakan salah satu metode berikut.
  3. Setelah paparan EO dengan gradasi waktu atau BI dengan gradasi populasi terpapar EO, dengan semua parameter lainnya tetap sama, maka lethalitas proses dapat ditentukan dengan menggunakan salah satu dari metode berikut:
1.    direct enumeration”;
2.    the fraction-negative method” ; atau
3.    kombinasi a) atau b) di atas.

Metode “the fraction-negative method” menggunakan data, “ada pertumbuhan / tidak ada pertumbuhan”, dari uji recovery mikroorganisme referensi, setelah terpapar terhadap “fractional gas exposure times”; atau dengan gradasi populasi mikroorganisme referensi terhadap “a single fractional gas exposure time”.

Kondisi yang digunakan untuk rekoveri indikator biologis dalam studi kualifikasi harus ditetapkan dan didokumentasikan. Masa inkubasi harus memperhitungkan kemungkinan terjadinya keterlambatan pertumbuhan spora yang telah terpapar EO.

Resistensi bioburden produk harus dibuktikan dan memperlihatkan bahwa waktu inaktivasi total bioburden produk adalah kurang dari total waktu inaktivasi BI produk (PCD internal).


Alat kesehatan “reusable

Untuk alat kesehatan yang dapat digunakan kembali, yang akan diproses ulang di dalam “health care facility”, maka produsen perlu memberikan instruksi “reprocessing” yang divalidasi, yang didasarkan pada definisi proses. Sedangkan “health care facility” bertanggung jawab untuk meninjau dokumentasi ini dan memastikan bahwa mereka dapat mengikuti instruksi yang disediakan oleh produsen alat kesehatan. Prosedur pembelian yang perlu diperhatikan di “health care facility” antara lain, sebelum membeli alat kesehatan yang akan disterilkan dengan EO, maka “health care facility” wajib mengevalusi instruksi pemrosesan ulang untuk memastikan bahwa Alkes tersebut kompatibel dengan peralatan dan proses sterilisasi yang digunakan di “health care facility” tersebut.

Jika produsen alat kesehatan atau kemasan menyediakan instruksi untuk pemrosesan ulang yang tidak cukup spesifik atau tidak tepat (misalnya, proses EO dengan EO 100%, di mana “health care facility” menggunakan campuran EO dan gas pengencer), maka “health care facility” tersebut harus melakukan validasi atau menilai kesesuaian metode pemrosesan ulangnya / “reprocessing” sendiri, berdasarkan data efek material dan instruksi pemrosesan ulang terhadap Alkes tersebut. Jika “health care facility” tidak dapat melakukan validasi produk atau menilai kesesuaian metode pemrosesan ulangnya, maka sebaiknya tidak memproses ulang Alkes tersebut.


Definisi proses dilakukan dalam chamber sterilisasi.

Kegiatan definisi proses harus dilakukan dalam chamber sterilisasi yang telah menjalani Kualifikasi Instalasi (IQ) dan Kualifikasi Operasional (OQ).
Kualifikasi instalasi / IQ

Peralatan yang akan digunakan dalam proses sterilisasi, termasuk material pendukung, harus sesuai dengan spesifikasi desainnya. Demikian juga untuk peralatan sterilisasi harus sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.

SOP untuk peralatan harus ditentukan dan setidaknya harus mencakup :
  1.  Instruksi pengoperasian langkah demi langkah,
  2.   Kondisi kesalahan “fault”, cara fault tersebut diperlihatkan dan diidentifikasi, dan tindakan yang harus dilakukan,
  3.   Instruksi untuk perawatan dan kalibrasi, dan
  4.   Rincian kontak untuk dukungan teknis.

Pemasangan peralatan dan semua servis terkait harus sesuai dengan gambar arsitektur dan teknik. Instalasi harus sesuai dengan semua peraturan nasional, regional dan lokal yang bersangkutan. Petunjuk untuk pemasangan / instalasi harus ditentukan dan harus mencakup instruksi yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan personil.

Kondisi penyimpanan EO yang aman harus ditentukan untuk memastikan bahwa kualitas dan komposisi selalu tetap sesuai dengan spesifikasi.

Sebelum aktivitas IQ dilakukan, maka status kalibrasi dari setiap instrumentasi uji yang digunakan selama IQ harus dikonfirmasi.

Gambar peralatan seperti peralatan terpasang, plumbing dan peralatan tambahan lainnya harus difinalisasi selama pelaksanaan IQ. Perubahan yang dilakukan pada system (jika ada), maka selama pelaksanaan IQ harus dinilai dampaknya terhadap spesifikasi desain dan proses serta didokumentasikan dalam file riwayat desain.


Kualifikasi operasional / OQ

Sebelum OQ, kalibrasi semua instrumentasi (termasuk instrumen uji) yang digunakan untuk memantau, mengendalikan, menunjukkan / “indicating” atau merekam proses sterilisasi harus dikonfirmasi. Sistem pengendalian alat pemantau dan pengukur perlu ditetapkan dan memenuhi persyaratan Standar ISO 13485.

OQ harus memperlihatkan bahwa peralatan terpasang telah mampu memenuhi spesifikasi operasinya.

Kadang kadang, untuk mendukung validasi, produsen menggunakan chamber pengembangan. Chamber pengembangan biasanya merupakan bejana yang lebih kecil daripada chamber sterilisasi rutin dan dapat digunakan untuk melakukan penelitian untuk mendukung validasi. Walaupun demikian konfirmasi PQ di ruang produksi tetap harus dilakukan.

Dokumentasi dan catatan harus mendukung validitas parameter proses dan variabel proses terkait seperti yang didefinisikan dalam karakterisasi proses.

Karakterisasi proses, minimal, harus mencakup hal hal berikut:
  •  Mengidentifikasi tahap-tahap yang diperlukan untuk proses sterilisasi EO;
  •   Mengidentifikasi variabel proses untuk setiap tahap;
  •    Mendokumentasikan variabel proses.

Data yang dikumpulkan dalam kegiatan definisi produk dapat mempengaruhi karakterisasi proses sterilisasi.
 
Tahapan proses sterilisasi meliputi:
  •  “preconditioning” (jika digunakan);
  •    siklus sterilisasi;
  •     aerasi (jika digunakan).

Variabel proses untuk preconditioning (jika digunakan) meliputi minimum:
  •     waktu;
  •     suhu;
  •     kelembaban;
  •     waktu transfer

 Variabel proses untuk siklus sterilisasi meliputi:
  •    waktu paparan;
  •    suhu;
  •    kelembaban;
  •    konsentrasi EO;
  •    tekanan

Variabel proses untuk aerasi (jika digunakan) meliputi minimum:
  •    waktu;
  •     suhu

Pada waktu aerasi, parameter ini dianggap sebagai variabel proses, hanya jika aerasi dianggap berkontribusi untuk memastikan efektifitas mikrobisida dari proses sterilisasi.

Saat menetapkan “definisi proses”, penting untuk memperhatikan dampak parameter proses yang dipilih dan toleransinya terhadap keamanan dan fungsionalitas produk dan kemasannya.

Data yang mendukung kegiatan ini dapat dikumpulkan dari studi alternatif, misalnya validasi produk dan kemasannya, studi uji stabilitas produk dan kemasannya, studi “aging” yang dipercepat, dan lain lain.

Tingkat inaktivasi mikrobiologis oleh siklus sterilisasi tertentu perlu ditetapkan, untuk menunjukkan bahwa produk telah mencapai tingkat jaminan sterilitas yang dibutuhkan (SAL). Adapun metode yang digunakan antara lain:
  •  Determinasi “lethal rate” proses sterilisasi – pendekatan Indikator biologis / bioburden.
  •   Determinasi “lethal rate” konservatif dari proses sterilisasi - Pendekatan “overkill”.
  •   Alternatif lain yang dapat untuk menunjukkan bahwa produk telah mencapai tingkat jaminan sterilitas yang dibutuhkan (SAL).
 
Indikator Bilologis.

Indikator biologis (BI) yang digunakan harus memenuhi syarat
  •   Memenuhi ISO 11138-2,
  •   Menunjukkan “resistensi” terhadap EO seperti bioburden produk yang akan disterilkan, dan
  •   Ditempatkan dalam PCD yang sesuai.

Kesesuaian PCD yang digunakan untuk definisi proses, validasi atau pemantauan dan pengendalian rutin harus ditentukan. PCD harus memberikan “challenge” terhadap proses sterilisasi yang setara atau lebih besar daripada tantangan yang diberikan oleh bioburden alami pada lokasi yang paling sulit disterilkan.


Pendekatan yang dapat digunakan untuk menunjukkan kesesuaian BI.

Pendekatan 1

Pendekatan ini menggunakan dasar pemikiran bahwa sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan pada produk memperlihatkan tantangan yang lebih rendah daripada mikroorganisme referensi. Pendekatan ini berlaku bila :
  •  BI yang digunakan dalam PCD sesuai dengan ISO 11138-2, dan
  •  bioburden produk konsisten, dan tidak mengandung mikroorganisme yang sangat resisten.

Dalam pendekatan ini, data tren bioburden harus tersedia dan harus menunjukkan konsistensi bioburden mengenai jumlah dan jenis mikroorganismenya. Proses manufaktur dan bahan yang kontak dengan produk juga harus dievaluasi untuk memastikan bahwa potensi sumber bioburden diidentifikasi dan dikendalikan.

Pendekatan 2

Pendekatan ini menggunakan uji sterilitas produk dan PCD, mengikuti siklus fraksional. Hasil penelitian ini memberikan perbandingan data letalitas dari uji sterilitas produk dan PCD.

Biasanya dalam pendekatan ini, dilakukan tes sterilitas dari sampel produk dan BI / PCD yang terpapar dengan siklus fraksional; tujuannya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan negatif untuk semua tes sterilitas baik untuk produk dan BI / PCD.


Pendekatan 3

Pendekatan ini bisa diterapkan dalam kasus dimana
  1. tantangan bioburden produk sama atau lebih besar dari tantangan BI dalam PCD,
  2.  bioburden produk mengandung mikroorganisme yang sangat resisten, atau
  3.  di mana BI yang digunakan dalam PCD mempunyai populasi lebih rendah dari yang dipersyaratkan oleh ISO 11138-2.


Indikator biologis yang dipasok secara komersial yang digunakan untuk pelaksanaan definisi proses sterilisasi harus memenuhi persyaratan.

Jika indikator kimia digunakan sebagai bagian dari definisi proses sterilisasi, maka indicator kimia tersebut harus sesuai dengan ISO 11140-1. Indikator kimia tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya cara untuk menetapkan proses sterilisasi dan tidak boleh digunakan sebagai indikator untuk menunjukkan bahwa SAL yang dibutuhkan telah tercapai.



Referensi
  •   ISO 11135-2014, Sterilization of health-care products — Ethylene oxide — Requirements for the development, validation and routine control of a sterilization process for medical devices.
  •  ISO 13485:2016, Medical devices- Quality management systems- Requirements for regulatory purposes.


Bekasi,  September 2019




No comments:

Post a Comment

Auditor internal perlu memahami file desain dan pengembangan

  Usman Suwandi Auditor / trainer ISO 9001; ISO 14001, ISO 13485; ISO 50001; ISO 45001; ISO 22000, MDD     Pendahuluan File desa...