Usman
Suwandi
Auditor
dan trainer Medical Device Directive (MDD), ISO 13485, ISO 9001
Validasi
merupakan prosedur terdokumentasi untuk memperoleh, mencatat dan menafsirkan
hasil yang diperlukan untuk menetapkan bahwa suatu proses akan secara konsisten
menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Untuk
keperluan validasi sterilisasi iradiasi berdasarkan ISO 11137, setidaknya
memiliki tiga elemen utama:
-
Kualifikasi
Instalasi / pemasangan (IQ),
-
Kualifikasi
Operasional (OQ) dan
-
Kualifikasi
Kinerja (PQ).
Kualifikasi Operasional
(OQ).
Kualifikasi
operasional merupakan suatu proses untuk memperoleh dan mendokumentasikan bukti
bahwa peralatan yang terpasang, beroperasi dalam batas yang telah ditentukan
ketika digunakan sesuai dengan prosedur operasionalnya.
Tujuan
OQ yaitu untuk menunjukkan bahwa irradiator, sebagaimana terpasang, mampu beroperasi
dan memberikan dosis yang sesuai dengan kriteria penerimaan yang ditentukan. Keadaan
ini dicapai dengan menentukan distribusi dosis dan besaran dosis melalui pemetaan
dosis dan menghubungkan atribut dosis ini dengan parameter proses.
Pengukuran
berulang untuk menunjukkan operasional yang konsisten dan stabil merupakan
bagian penting dari OQ dan harus dilakukan pada interval yang ditentukan dan
setelah ada perubahan yang dapat memengaruhi distribusi dosis atau besarnya dosis,
seperti adanya penambahan sumber di fasilitas gamma atau modifikasi pada sistem
konveyor.
Sebelum
kualifikasi operasional (OQ), kalibrasi semua instrumentasi harus dikonfirmasi,
termasuk alat uji yang digunakan untuk memantau, mengendalikan, menunjukkan atau
merekam.
Persyaratan
untuk kalibrasi alat pemantauan dan pengukuran ditentukan dalam klausa 7.6 ISO
13485.
Pengendalian alat
pemantau dan pengukur
Organisasi
harus menentukan pemantauan dan pengukuran yang akan dilakukan, dan alat
pemantau dan pengukur yang diperlukan untuk memberikan bukti kesesuaian produk
terhadap syarat yang ditetapkan.
Organisasi
harus mendokumentasikan prosedur untuk memastikan bahwa pemantauan dan
pengukuran dapat dilakukan dan dilakukan dengan cara yang konsisten dengan
syarat pemantauan dan pengukuran.
Karena
diperlukan untuk memastikan hasil yang valid, maka alat ukur harus :
a)
Dikalibrasi atau diverifikasi atau keduanya,
pada interval yang ditetapkan, atau sebelum digunakan, terhadap standar ukuran
yang dapat dilacak ke standar ukuran internasional atau nasional; bila tidak
ada standar semacam itu, maka dasar yang digunakan untuk kalibrasi atau
verifikasi harus dicatat;
b)
Disetel atau disetel ulang jika diperlukan;
penyetelan atau penyetelan ulang semacam itu harus dicatat;
c)
Melakukan identifikasi untuk menentukan
status kalibrasi;
d)
Diamankan dari penyetelan yang akan
menghasilkan ukuran tidak valid ;
e) Terlindung dari kerusakan dan kemerosotan
selama penanganan, pemeliharaan dan penyimpanan.
Organisasi
harus melakukan kalibrasi atau verifikasi sesuai dengan prosedur
terdokumentasi.
Selain
itu, organisasi harus menilai dan mencatat validitas hasil pengukuran
sebelumnya bila alat didapatkan tidak sesuai terhadap syarat. Organisasi harus
melakukan tindakan yang sesuai terhadap alat dan produk yang dipengaruhi.
Catatan
hasil kalibrasi dan verifikasi harus dipelihara.
Organisasi
harus mendokumentasikan prosedur untuk validasi aplikasi perangkat lunak
komputer yang digunakan untuk pemantauan dan pengukuran syarat. Aplikasi
perangkat lunak semacam itu harus divalidasi sebelum penggunaan awal dan jika
sesuai, sesudah perubahan terhadap perangkat lunak tersebut atau aplikasinya.
Pendekatan khusus dan aktivitas terkait dengan validasi perangkat lunak dan validasi
ulang harus sebanding dengan risiko terkait dengan penggunaan perangkat lunak,
termasuk efek terhadap kemampuan produk memenuhi spesifikasi.
Catatan
hasil dan kesimpulan validasi dan tindakan yang diperlukan dari validasi harus
dipelihara.
Definisi proses
OQ
harus dilakukan dengan mengiradiasi perwakilan material homogen dari produk
yang akan diproses untuk menunjukkan kemampuan peralatan memberikan berbagai
dosis yang diperlukan untuk proses sterilisasi yang telah ditentukan. OQ harus
memperlihatkan bahwa irradiator, sebagaimana terpasang, mampu beroperasi dan memberikan
dosis yang sesuai dengan kriteria penerimaan yang ditentukan.
Tujuan
definisi proses adalah untuk menetapkan dosis maksimum yang dapat diterima dan
dosis sterilisasi untuk diterapkan pada produk yang ditentukan.
Menentukan dosis
maksimum yang dapat diterima
Dosis
maksimum yang dapat diterima oleh suatu produk harus ditetapkan. Ketika
diiradiasi dengan dosis maksimum yang dapat diterima, maka produk harus tetap memenuhi
persyaratan fungsional yang ditentukan selama masa pakainya.
Persyaratan
teknis dasar untuk menetapkan dosis maksimum yang dapat diterima meliputi:
a) Fasilitas yang mampu menilai produk berkenaan
dengan fungsi yang dimaksudkan;
b)
Perwakilan produk yang akan diproduksi secara
rutin;
c)
Sumber radiasi yang tepat yang mampu
memberikan dosis yang dibutuhkan secara tepat dan akurat.
Jaminan
kualitas, keamanan dan kinerja produk sepanjang lifetime yang ditentukan harus
dimulai dengan pemilihan bahan yang sesuai. Biasanya, dalam merancang program
pengujian, variasi berikut harus dinilai:
-
bahan
baku;
-
proses
manufakturing
-
dosis
radiasi;
-
jenis
radiasi;
-
kondisi
penyimpanan setelah iradiasi,
Program
pengujian harus mencakup penilaian fungsionalitas dan keselamatan, termasuk
keselamatan biologis, menggunakan pengujian yang sesuai dengan kriteria
penerimaan.
Dosis
yang diperoleh dari program pengujian, digunakan untuk menentukan dosis
maksimum yang dapat diterima suatu produk.
Langkah
lebih lanjut yang diperlukan dalam program pengujian adalah untuk mendapatkan
bukti pendukung bahwa produk akan memenuhi kriteria penerimaannya sepanjang
lifetime yang ditentukan. Salah satu metode yang dirancang untuk mendapatkan
informasi ini yaitu “accelerated aging program”. Dimana efek buruk radiasi
terhadap produk akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.
Namun, penuaan yang dipercepat bukanlah pengganti penuaan produk dengan waktu
riil.
Definisi Produk
Produk
yang akan disterilisasi, termasuk bahan pembungkusnya, harus ditentukan.
Perubahan
pada produk, kemasan produk atau konfigurasi produk dalam pembungkus harus
ditentukan.
Tujuan
dari definisi produk adalah untuk menentukan produk yang akan disterilsasi dan
untuk menentukan kualitas mikrobiologisnya sebelum sterilisasi. Maksudnya agar bioburden tetap stabil dan rendah,
dengan mempertimbangkan sifat bahan baku, kemasan produk dan prosedur sebelum
sterilisasi. Keadaan ini biasanya dicapai dengan menggunakan sistem manajemen
mutu yang sesuai dengan ISO 13485 selama pembuatan Alkes.
Suatu
sistem harus ditentukan dan diimplementasikan untuk memastikan bahwa kondisi
produk yang disajikan untuk sterilisasi, termasuk bioburden, telah dikendalikan
sehingga efektivitas proses sterilisasi tidak terganggu. Efektivitas sistem
harus diperlihatkan dan harus mencakup penentuan bioburden, misalnya penentuan
bioburden sesuai dengan ISO 11737-1.
Jika
dosis sterilisasi akan ditetapkan untuk kelompok produk, maka persyaratan untuk
menentukan kelompok produk dalam ISO 11137-2 harus dipenuhi.
Jika
suatu kategori pemrosesan akan digunakan untuk tujuan pemrosesan rutin, maka produk
harus dinilai berdasarkan kriteria yang terdokumentasi, apakah produk tersebut termasuk
dalam kategori pemrosesan yang sama. Penilaian harus mencakup pertimbangan
variabel terkait produk yang memengaruhi dosis terhadap produk dan spesifikasi
pemrosesan. Hasil penilaian harus dicatat.
Tinjauan
berkala harus dilakukan terhadap kriteria untuk menilai bahwa produk dimasukkan
dalam kategori pemrosesan yang sama. Hasil dari tinjauan tersebut harus dicatat.
Menetapkan dosis
sterilisasi
Salah
satu dari dua pendekatan, seperti yang dijelaskan dalam a) dan b) di bawah ini,
harus dilakukan dalam menetapkan dosis sterilisasi:
a)
Pengetahuan tentang jumlah dan/atau
ketahanan bioburden terhadap radiasi diperoleh dan digunakan untuk mengatur
dosis sterilisasi.
Metode pengaturan dosis sterilisasi dan
keadaan di mana metode ini dapat diterapkan dijelaskan dalam ISO 11137-2 atau
b)
Dosis sterilisasi 25 kGy atau 15 kGy dipilih
dan dibuktikan; dalam memperkuat dosis sterilisasi 25 kGy atau 15 kGy,
manufakturing harus memiliki bukti bahwa dosis sterilisasi yang dipilih mampu
mencapai persyaratan sterilitas yang ditentukan. Metode
VDmax 25 dan VDmax 15 untuk pembuktian dosis sterilisasi dan keadaan di mana metode ini
dapat diterapkan dirinci dalam ISO 11137-2. Metode VD max25 dan VDmax15 terkait dengan pencapaian
tingkat jaminan sterilitas (SAL) 10-6
Untuk
menetapkan dosis sterilisasi dengan pendekatan a), hal berikut dapat
diterapkan:
1)
Pengetahuan tentang jumlah dan resistensi
mikroorganisme yang terdiri dari bioburden dapat digunakan dalam menetapkan
dosis sterilisasi terhadap produk yang memiliki bioburden rata-rata lebih besar
dari atau sama dengan 0.1 (Metode 1 dari ISO 11137-2);
2)
Pengetahuan tentang resistensi mikroorganisme
yang terdiri dari bioburden, dapat digunakan dalam menetapkan dosis sterilisasi
untuk produk yang memiliki tingkat bioburden rata-rata ( Metode 2 dari ISO
11137-2)
Untuk
pendekatan b), metode yang tepat untuk pembuktian 25 kGy terhadap produk yang
memiliki bioburden rata-rata kurang dari atau sama dengan 1.000 atau untuk
pembuktian 15 kGy untuk produk yang memiliki bioburden rata-rata kurang dari
atau sama dengan 1.5 (ISO 11137-2 )
Persyaratan
teknis dasar untuk menetapkan dosis sterilisasi harus mencakup:
a)
Laboratorium mikrobiologis yang kompeten
untuk menentukan bioburden sesuai dengan ISO 11737-1 dan uji sterilitas sesuai
dengan ISO 11737-2;
b)
Perwakilan produk yang akan diproduksi secara
rutin;
c)
Sumber radiasi yang tepat yang mampu
memberikan dosis yang dibutuhkan secara tepat dan akurat.
Dosis
sterilisasi dan dosis maksimum yang dapat diterima harus ditentukan terhadap
produk yang akan disterilisasi.
Transfer dosis
maksimum yang dapat diterima antara sumber radiasi
Dalam
mentransfer dosis maksimum yang dapat diterima, dari sumber radiasi yang
digunakan untuk menetapkan dosis maksimum awal, ke sumber radiasi yang berbeda,
harus dilakukan penilaian untuk menunjukkan bahwa perbedaan kondisi iradiasi
dari dua sumber radiasi tidak mempengaruhi validitas dosis. Penilaian harus
didokumentasikan dan hasilnya dicatat.
Transfer dosis
verifikasi atau dosis sterilisasi antara sumber radiasi
Transfer
dosis verifikasi atau dosis sterilisasi dari sumber radiasi yang digunakan
untuk menetapkan dosis sterilisasi awal ke sumber radiasi yang berbeda, tidak
diperbolehkan kecuali:
a) Data tersedia
menunjukkan bahwa perbedaan dalam kondisi operasi dari dua sumber radiasi tidak
berpengaruh pada efektivitas mikrobisida, atau
b) Untuk produk yang
tidak mengandung air dalam keadaan cair, pemindahan dosis verifikasi atau dosis
sterilisasi diizinkan antara:
1)
satu irradiator gamma dan irradiator gamma
lainnya,
2)
satu generator electron beam
dan generator electron beam lainnya atau
3)
satu generator sinar-X dan generator sinar-X
lainnya. atau
c) Untuk produk yang mengandung
air dalam keadaan cair, pemindahan dosis verifikasi atau dosis sterilisasi
diizinkan antara:
1)
satu irradiator gamma dan irradiator gamma
lainnya,
2)
dua sumber radiasi elektron yang beroperasi
di bawah kondisi operasi yang identic atau
3)
dua sumber radiasi sinar-X yang beroperasi di
bawah kondisi operasi yang identik.
Pemetaan Dosis
Pemetaan
dosis harus dilakukan untuk mengkarakterisasi irradiator sehubungan dengan
distribusi dosis dan variabilitas dosis. Pedoman pemetaan dosis diberikan dalam
ISO 11137-3.
Pemetaan
dosis harus dilakukan dengan menggunakan kontainer iradiasi yang diisi hingga
batas atas spesifikasi desainnya dengan bahan yang mempunyai kerapatan homogen.
Dosimeter harus digunakan untuk menentukan dosis pada berbagai kedalaman material
yang diketahui.
Pemetaan
dosis harus dilakukan pada sejumlah wadah iradiasi yang cukup sehingga
memungkinkan penentuan distribusi dan variabilitas dosis antara wadah iradiasi.
Jika
ada lebih dari satu jalur konveyor, maka pemetaan dosis harus dilakukan untuk
setiap jalur yang akan digunakan untuk memproses produk.
Pengaruh
gangguan proses pada dosis harus ditentukan dan dicatat.
Rekaman
pemetaan dosis harus mencakup uraian wadah iradiasi, kondisi operasi iradiator,
bahan yang digunakan, pengukuran dosis dan kesimpulan yang diambil.
Iradiator Gamma
Untuk
irradiator gamma, hubungan antara timer setting, kecepatan konveyor dan dosis
harus ditetapkan.
Pemetaan
dosis untuk OQ dilakukan untuk mengkarakterisasi irradiator sehubungan dengan distribusi
dan reproduksibilitas dosis dalam konfigurasi pemuatan yang ditentukan dan
untuk menetapkan efek gangguan proses terhadap dosis di seluruh wadah iradiasi.
Pemetaan
dosis harus dilakukan dengan menempatkan dosimeter dalam wadah iradiasi yang
diisi hingga batas desainnya dengan bahan yang mempunyai densitas homogen.
Setidaknya dua pemetaan dosis harus dilakukan, satu dengan bahan pada batas
bawah “density range” yang
dimaksudkan untuk digunakan irradiator dan yang lain dengan bahan pada batas
atas kisaran ini. Pengukuran OQ diperlukan untuk setiap pathway irradiator.
Jumlah
wadah iradiasi yang cukup (setidaknya tiga) harus dipetakan dosis pada setiap
kepadatan yang dipilih sehingga memungkinkan penentuan variabilitas dosis dan
distribusi dosis di dalam dan di antara kontainer. Rincian dan jumlah replikat pemetaan
dosis yang diperlukan akan dipengaruhi oleh jumlah pengetahuan yang diperoleh
dari pemetaan dosis OQ sebelumnya yang dilakukan pada irradiator yang sama atau
serupa. Ini berarti bahwa lebih banyak replikat diperlukan untuk iradiator baru
daripada untuk pemetaan dosis rekualifikasi.
Masing-masing
dosimeter, strip dosimeter atau lembaran dosimeter harus ditempatkan dalam
wadah iradiasi dengan jumlah cukup untuk menentukan distribusi dosis. Jumlah
dosimeter akan tergantung pada ukuran wadah iradiasi dan desain irradiator.
Untuk
pemetaan dosis rekualifikasi di mana tidak ada perubahan distribusi dosis, maka
data dari pemetaan sebelumnya dapat digunakan untuk mengoptimalkan posisi
dosimeter, sehingga dosimeter dapat terkonsentrasi di area dosis minimum dan
maksimum yang potensial dan gradien dosis tinggi .
Data
dari pemetaan dosis OQ dapat digunakan untuk membangun
-
Hubungan
antara timer setting dan / atau kecepatan konveyor dan besarnya dosis pada
lokasi yang ditentukan dalam wadah iradiasi untuk bahan dengan kepadatan
berbeda, dan
-
Hubungan
antara keseragaman dosis dalam wadah iradiasi dan kepadatan bahan.
Studi
pemetaan dosis tambahan dapat dilakukan selama OQ yang akan menyediakan data untuk
mengurangi studi pemetaan dosis di PQ.
Data
dari pemetaan dosis OQ dapat memberikan indikasi lokasi dosis minimum dan
maksimum dalam muatan produk aktual.
Irradiator Electron
Beam
Untuk
e-beam, variasi mengenai
karakteristik beam selama pemetaan dosis harus berada dalam batas spesifikasi irradiator.
Spesifikasi irradiator electron-beam setidaknya harus menjelaskan:
a)
Iradiator dan karakteristiknya;
b)
Karakteristik beam (energi elektron dan, jika ada, average beam current, scan width, dan scan uniformity);
c)
Tempat termasuk lokasi irradiator;
d)
Sarana yang disediakan untuk pemisahan produk
yang tidak diiradiasi dari produk yang diiradiasi;
e)
Konstruksi dan pengoperasian sistem konveyor
terkait;
f)
Path konveyor dan range
kecepatan konveyor;
g)
Dimensi, bahan, dan sifat konstruksi wadah
iradiasi;
h)
Cara pengoperasian dan pemeliharaan
irradiator dan sistem konveyor terkait;
i)
Sarana untuk menunjukkan bahwa beam dan
konveyor beroperasi;
j) Cara menghentikan iradiasi jika ada kegagalan
konveyor yang mempengaruhi dosis;
k) Cara menghentikan pergerakan konveyor atau
mengidentifikasi produk yang terpengaruh jika ada fault pada beam
Untuk
electron beam dan irradiator sinar-X, hubungan antara karakteristik beam ,
kecepatan konveyor dan dosis harus ditetapkan. Untuk irradiator electron beam,
karakteristik beam (energi elektron, average beam current dan, jika ada, scan
width dan scan uniformity) harus ditentukan dan dicatat.
Pemetaan
dosis untuk OQ dilakukan untuk mengkarakterisasi irradiator sehubungan dengan
distribusi dan reproduksibilitas dosis dalam konfigurasi muatan yang ditentukan
dan untuk menetapkan efek dari gangguan proses terhadap dosis di seluruh wadah
iradiasi.
Pemetaan
dosis harus dilakukan dengan energi “electron beam” yang digunakan untuk
iradiasi produk. Jika lebih dari satu energi digunakan, maka pemetaan dosis OQ
harus dilakukan untuk setiap energi. Jika menggunakan lebih dari satu scan
width, maka pemetaan dosis OQ harus dilakukan dengan menggunakan scan width
yang mencakup batas operasional yang akan digunakan dalam iradiasi produk.
Data
dari pemetaan dosis OQ dapat memberikan indikasi lokasi dosis minimum dan
maksimum dalam muatan produk.
Iradiator sinar-X
Untuk
irradiator sinar-X, variasi karakteristik beam selama pemetaan dosis harus
berada dalam batas spesifikasi irradiator. Spesifikasi irradiator sinar-X,
paling tidak harus menjelaskan:
a)
Iradiator dan karakteristiknya;
b)
Karakteristik beam (energi elektron atau sinar-x
dan, jika ada, average beam current, scan width, dan scan uniformity);
c)
Dimensi, bahan, dan sifat konstruksi
konverter sinar-x;
d)
Tempat termasuk lokasi irradiator;
e)
Cara yang tersedia untuk pemisahan produk
yang tidak diiradiasi dari produk yang diiradiasi;
f)
Konstruksi dan pengoperasian sistem konveyor
terkait;
g)
Conveyor path dan range kecepatan konveyor;
h)
Dimensi, bahan, dan konstruksi wadah
iradiasi;
i)
Cara pengoperasian dan pemeliharaan irradiator
dan sistem konveyor terkait
j)
Sarana untuk menunjukkan bahwa beam dan
konveyor beroperasi
k) Cara menghentikan iradiasi jika ada kegagalan
konveyor yang mempengaruhi dosis;
l)
Cara menghentikan pergerakan konveyor atau
mengidentifikasi produk yang terkena dampak jika ada fault pada beam.
m)
Cara menghentikan iradiasi jika terjadi
kegagalan sistem pendingin target.
Untuk
berkas elektron dan irradiator sinar-X, hubungan antara karakteristik beam,
kecepatan konveyor dan dosis harus ditetapkan. Untuk irradiator sinar-X,
karakteristik beam (energi elektron atau sinar-X, average beam current dan,
jika ada, scan width dan scan uniformity) harus ditentukan dan dicatat.
Pemetaan
dosis OQ dilakukan untuk mengkarakterisasi irradiator berkenaan dengan
distribusi dan reproduksibilitas dosis dalam konfigurasi muatan yang ditentukan
dan untuk menetapkan pengaruh gangguan proses terhadap dosis di seluruh wadah
iradiasi.
Pemetaan
dosis harus dilakukan pada energi electron beam yang digunakan untuk iradiasi
produk. Jika lebih dari satu energi digunakan, maka pemetaan dosis OQ harus
dilakukan untuk setiap energi. Jika menggunakan lebih dari satu scan width,
maka pemetaan dosis OQ harus dilakukan dengan menggunakan scan width yang
mencakup batas operasional yang akan digunakan dalam iradiasi produk.
Pemetaan
dosis harus dilakukan dengan menempatkan dosimeter dalam wadah iradiasi yang
diisi hingga batas desainnya dengan bahan yang mempunyai kepadatan homogen.
Setidaknyaharus dilakukan dua pemetaan dosis.
Bahan
dengan densitas homogen dapat berupa, misalnya, lembaran atau pelat “expanded polyethylene foam”, cardboards
atau kayu.
Jumlah
yang cukup dari kontainer iradiasi (setidaknya tiga) untuk pemetakan dosis pada
setiap kepadatan yang dipilih sehingga memungkinkan menentukan variabilitas
dosis dan distribusi dosis di dalam dan di antara kontainer.
Data
dari pemetaan dosis yang dilakukan dengan irradiator sinar-X dapat digunakan untuk menetapkan :
-
Hubungan
antara karakteristik beam, jarak antara produk dan target sinar-X, kecepatan
konveyor dan besarnya dosis pada lokasi yang ditentukan, atau di, wadah
iradiasi diisi dengan bahan homogen dengan kepadatan yang diketahui,
-
Hubungan
antara dose uniformity dalam wadah iradiasi dan kepadatan bahan.
Pemetaan
dosis tambahan dapat dilakukan selama OQ yang akan menyediakan data untuk mengurangi
pemetaan dosis di PQ. Contoh studi tersebut termasuk menentukan efek wadah
iradiasi terisi sebagian dan pemuatan produk di tengah wadah iradiasi untuk
mencapai rasio keseragaman dosis/ dose uniformity ratio yang diinginkan.
Wadah
iradiasi yang terisi sebagian dapat menerima dosis lebih tinggi daripada wadah
penuh; oleh karena itu, selama pelaksanaan pemetaan dosis, dosimeter harus
ditempatkan pada zona dosis maksimum dalam wadah yang diisi sebagian dan juga
dalam wadah penuh yang distribusi dosisnya mungkin dipengaruhi oleh adanya
wadah yang diisi sebagian.
Data
dari pemetaan dosis OQ dapat memberikan indikasi lokasi dosis minimum dan
maksimum dalam muatan produk.
Referensi
-
BS
EN ISO 11137-1:2015, Sterilization of
health care products -Radiation -Part 1:
Requirements for development,
validation and routine control of a
sterilization process for medical devices
-
BS
EN ISO 11137-2:2015, Sterilization of health care products -
Radiation - Part 2:
Establishing the sterilization dose
-
ISO
11137-3:2017, Sterilization of health care products - Radiation- Part 3:
Guidance on dosimetric aspects of development, validation and routine control
- ISO/TS
13004:2013, Sterilization of health care products- Radiation - Substantiation of
a selected sterilization dose: Method VDmaxSD
-
ISO
13485:2016, Medical devices- Quality management systems- Requirements for
regulatory purposes
Bekasi,
JulI 2019